Hal ini terlihat pada detik-detik pembacaan nama dan pindah kusir oleh ketua STIH Manokwari, Dr. Filep Wamafma, dimana terjadi pemadaman lampu berturut-turut hingga 6 kali. Pemadaman ini berlanjut hingga acara usai.
Pantauan media ini, sejumlah pejabat DPD RI bersama Sultan Tidore yang turut hadir pada acara itu, meninggalkan tempat berlangsungnya acara dengan agenda lanjutan di Sorong.
Momen sakral ini tentu ingin dinikmati dan diabadikan wisudawan-wisudawati, pejabat STIH dan Orang Tua. Serta tamu undangan. Namun keinginan itu tentu jauh dari yang diharapkan.
Salah satu pejabat STIH Manokwari yang enggan namanya disebutkan, berkomentar terkait persiapan manajemen hotel dalam menyiasati kemungkinan buruk yang terjadi, seperti pemadaman aliran listrik yang mengganggu prosesi acara wisuda.
Menurutnya, pelayanan yang tidak maksimal sangat disesalkan dan dipertanyakan. Sekelas hotel mewah tak mempunyai cadangan genset yang dipersiapkan saat suasana indah yang tak diulang itu digelar.
Menanggapi pelayanan hotel, pihak manajemen yang dikonfirmasi awak media, meminta untuk pemadaman yang terjadi tak diberitakan dan meminta awak media untuk konfirmasi pada PLN Manokwari.
“Sebaiknya tidak diberitakan, klarifikasi dari pihak PLN saja. Kalau ada gangguan kita koordinasi sama pihak PLN,” ujar salah satu manajemen hotel.
Ditanya antisipasi mesin genset, pihak manajemen hotel mengaku mesin genset tersedia, namun jika ada pemadaman harus dikoordinasikan pada PLN.
“Intinya kita dengan tamu sudah beres kok, tapi kalau untuk pemberitaan saya tidak menjawab. Mesin kita ada tapi karena ada gangguan, kalau kita kasih nyala bisa meledak,” ungkapnya.
Untuk diketahui, rapat senat terbuka STIH Manokwari, 183 wisudawan-wisudawati berhasil diwisuda pada jenjang strata satu tahun 2019. (ALW/ON)
error: Hati-hati Salin Tanpa Izin kena UU No.28 Tahun 2014 Tentang HAK CIPTA dan/atau UU RI No.19 Tahun 2016 atas perubahan UU RI No.11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE)