Orideknews.com, Manokwari, – Dalam rangka memperingati Hari Malaria Sedunia 2025, Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat menyelenggarakan tiga kegiatan strategis yang bertujuan memperkuat pengendalian penyakit menular dan meningkatkan integrasi layanan kesehatan.
Kegiatan ini berlangsung selama empat hari, mulai 24 hingga 27 April 2025, di Aston Niu Hotel Manokwari. Adapun tiga kegiatan utama yang dilaksanakan adalah Monitoring dan Evaluasi Program Tuberkulosis tingkat Provinsi Papua Barat, Pertemuan Integrasi Program Malaria dengan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), dan Mikroplanning Percepatan Eliminasi Malaria di kabupaten dengan endemisitas tinggi.
Kegiatan ini diikuti oleh lebih dari 154 peserta, yang terdiri dari kepala seksi, pengelola program TBC dan farmasi dari tujuh kabupaten, serta pejabat pengelola program malaria dan KIA dari kabupaten/kota dan puskesmas di tiga kabupaten endemis tinggi Manokwari, Manokwari Selatan, dan Teluk Wondama.
Mewakili Gubernur Papua Barat Drs. Dominggus Mandacan, Asisten I Setda Papua Barat Bidang Pemerintahan, Kesejahteraan Rakyat dan Otonomi Khusus, Syors Alberth Ortisanz Marani, membuka secara resmi kegiatan ini dan menyampaikan pesan penting dari Gubernur kepada seluruh peserta.
“Pada hari ini, saya berdiri bukan hanya sebagai Gubernur Papua Barat, tetapi juga sebagai bagian dari masyarakat yang ingin melihat tanah ini bebas dari penyakit yang sebenarnya bisa dicegah dan diobati,” ujar Gubernur melalui sambutan tertulisnya.
Menurutnya kegiatan tersebut bukan hanya seremonial, tetapi merupakan panggilan untuk bertindak lebih cepat, terarah, dan manusiawi dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Gubernur menilai, penyakit menular seperti malaria dan TBC bukan sekadar persoalan medis, melainkan hambatan nyata terhadap pembangunan karena berdampak pada pendidikan, produktivitas, dan kesejahteraan masyarakat.
“Penyakit-penyakit ini memutus pendidikan anak-anak kita, menghambat kerja petani, nelayan, guru, dan tenaga medis. Maka eliminasi bukan sekadar target kesehatan, tapi misi keadilan sosial,” tegasnya.
Gubernur juga menyampaikan dukungannya terhadap perluasan program cek kesehatan gratis di seluruh wilayah Papua Barat. Ia meminta seluruh puskesmas, tenaga medis, dan mitra pembangunan untuk bersinergi dalam memastikan layanan dasar menjangkau hingga ke pelosok kampung.
Dalam momen ini, para peserta diajak untuk menyusun strategi yang realistis dan berdampak nyata. Evaluasi harus dilakukan secara jujur, diskusi secara terbuka, dan seluruh hasil harus ditindaklanjuti dengan komitmen bersama.
Gubernur turut mengapresiasi kerja keras Dinas Kesehatan Provinsi dan seluruh jajaran teknis, serta dukungan dari para narasumber dari pusat, UNICEF, BP3OKP, dan para kader kesehatan yang hadir langsung dari kampung-kampung.
“Mari kita wujudkan Papua Barat yang sehat, kuat, dan tangguh. Kiranya Tuhan memberkati seluruh karya dan pengabdian kita,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat, dr. Alwan Rimosan, Sp.B., FINACS, dalam sambutannya yang disampaikan Kabid P2P Dinkes Papua Barat, dr. Nurmawati mengatakan Papua Barat masih menghadapi tantangan besar dalam pengendalian penyakit menular. Pada tahun 2024, tercatat sebanyak 7.823 kasus malaria dengan Annual Parasite Incidence (API) sebesar 13,52 per 1.000 penduduk, meskipun Kabupaten Pegunungan Arfak berhasil mencapai eliminasi malaria.
Sementara itu, Papua Barat tercatat sebagai provinsi dengan penemuan kasus TBC tertinggi keempat secara nasional. Namun demikian, capaian kesembuhan, terutama pada kasus TBC Resistan Obat, masih berada di bawah 60%, jauh dari target nasional. Di sisi lain, layanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dinilai perlu diintegrasikan secara lebih efektif dengan upaya pencegahan malaria dan TBC.
“Melalui kegiatan ini, kami ingin mendorong evaluasi menyeluruh, menyusun rencana kerja berbasis data, serta menyatukan program dan strategi yang selama ini berjalan sendiri-sendiri,” ujar dr. Alwan.
Beberapa tujuan utama dari rangkaian kegiatan ini meliputi Evaluasi pelaksanaan program TBC dan malaria tahun 2024, Penyusunan rencana kerja tahun 2025, termasuk distribusi kelambu massal di wilayah endemis tinggi, Peningkatan koordinasi lintas program di tingkat provinsi dan kabupaten/kota serta Mendorong capaian program nasional, termasuk akses Cek Kesehatan Gratis di seluruh Papua Barat.
Dalam rangka Hari Malaria Sedunia yang jatuh pada 25 April 2025 dengan tema global “Accelerating the Fight Against Malaria for a Healthier Tomorrow”, kegiatan ini juga diisi dengan penampilan seni edukatif, pemberian penghargaan kepada kader malaria aktif, serta sesi khusus mikroplanning distribusi kelambu massal.
Seluruh kegiatan ini didukung oleh dana hibah Global Fund (GF) untuk Komponen TBC dan Malaria Tahun Anggaran 2025, serta kolaborasi bersama UNICEF dan Tim Pokja Papua Sehat dari BP3OKP.
“Semoga kegiatan ini menjadi momentum bersama dalam membangun Papua Barat yang lebih sehat, kuat, dan tangguh,” terang dr. Nurmawati. (ALW/ON).