
Orideknews.com, MERAUKE, – Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Manokwari Kementerian Pertanian (Kementan) menjalin kerjasama strategis dengan SMK Negeri 5 Agribisnis & Agroteknologi Merauke untuk mengembangkan inkubator penangkar benih unggul dan menyediakan sumber daya manusia (SDM) pertanian dari kalangan petani milenial.

Kerjasama yang terjalin mencakup pelatihan dan pengembangan kompetensi bagi siswa SMK dan mahasiswa Polbangtan dalam bidang agribisnis dan agroteknologi. Fokus utama adalah penguasaan teknologi penangkar benih padi unggul, yang memiliki peran krusial dalam meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil panen.
Kolaborasi keduanya sangat diperlukan untuk membangun pertanian modern melalui penguatan kompetensi petani milenial secara konsisten dan berkesinambungan di Kabupaten Merauke.
Hal ini sejalan dengan arahan Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman untuk melibatkan generasi milenial sebagai strategi khusus yang akan menjadikan pertanian modern di masa mendatang.
“Saat ini yang bisa dilakukan dalam mengenalkan sektor pertanian bagi kaum milenial adalah mengubah paradigma bahwa sektor pertanian itu adalah sektor yang menjanjikan dengan pengoperasian berbagai macam teknologi,” kata Amran.
Selaras dengan Mentan, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti mengatakan, peran generasi muda menjadi fokus pembangunan pertanian saat ini karena ketahanan pangan menjadi tanggung jawab mereka kelak.
“Karenanya, fokus saat ini adalah penumbuhan dan peningkatan kapasitas generasi muda kita melalui pendidikan, pelatihan dan penyuluhan,” ungkap Idha.
Kepala Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (UPPM) Polbangtan Manokwari, Mikael yang hadir pada saat Penanaman Padi Bersama memberikan respon positif pada kerjasama yang terjalin, (30/01/2025).
Menurutnya dengan berkolaborasi antara petani milenial, institusi pendidikan, dan pemerintah menjadi kunci keberhasilan program ini. Karena benih padi unggul yang telah melalui proses seleksi dan pengujian ketat, menawarkan sejumlah keunggulan seperti hasil panen lebih tinggi.
“Potensi hasil panen lebih tinggi dibandingkan benih biasa, dengan jumlah bulir padi per rumpun yang lebih banyak dan kualitas gabah yang lebih baik,” ungkap Mikael
Selain itu, benih unggul memiliki ketahanan terhadap Hama dan Penyakit sehingga mengurangi kerugian dan penggunaan pestisida. Tidak hanya itu, juga mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungan tertentu, termasuk ketahanan terhadap kekeringan, banjir, dan fluktuasi suhu.
“Hal ini sangat penting dalam menghadapi perubahan iklim, tidak hanya meningkatkan kuantitas, tetapi juga kualitas padi, sehingga meningkatkan nilai jual dan memenuhi standar ekspor,” jelasnya
Melalui kolaborasi yang kuat, diharapkan petani milenial dapat menjadi agen perubahan yang memberikan dampak positif bagi kemajuan dan keberlanjutan sektor pertanian Indonesia.