Orideknews.com, MANOKWARI, – Dalam rangka penerapan regulasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Manokwari sebagai perguruan tinggi vokasi Kementerian Pertanian menggelar Focus Group Discusion (FGD) implementasi KKNI dan MBKM pada Kurikulum di era industri 4.0.
Hal tersebut merupakan salah satu langkah yang diambil untuk mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) pertanian yang qualified job seeker dan job creator.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menegaskan Kementan terus berupaya mengubah wajah sektor pertanian dengan mengandalkan generasi muda.
“Menjadi tanggung jawab bersama untuk mempersiapkan dan menghasilkan sdm berkualitas. Pertanian sebagai kekuatan bangsa, keterlibatan pendidikan vokasi pertanian dalam mewujudkan regenerasi petani tentu menjadi bagian yang sangat penting,” ungkap Syahrul.
Hal selaras disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi menegaskan, untuk mendukung pembangunan pertanian maju, mandiri dan modern, perlu dilakukan penyiapan, pencetakan SDM pertanian unggulan.
“Maka melalui pendidikan vokasi, Kementan melahirkan SDM yang kompetitif sebagai tenaga kerja pertanian andal dan unggul (job seeker) serta sebagai pengusaha pertanian milenial andal, kreatif, inovatif, profesional, serta mampu menyerap lapangan pekerjaan sektor pertanian sebanyak mungkin (job creator),” ujar Dedi.
Kegiatan yang digelar selama 3 hari di Hotel Aston Niu Manokwari, melibatkan 19 stakeholder yang terdiri dari instansi pemerintah, praktisi, akademisi, penyuluh dan dunia industri.
Dengan melibatkan para stakeholder dalam perbaikan kurikulum bertujuan untuk eskalasi mutu, akses dan relevansi pembelajaran di perguruan tinggi vokasi agar sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.
Direktur Polbangtan Manokwari, Purwanta menjelaskan bahwa pelaksanaan FGD ini bertujuan untuk memperoleh masukan maupun informasi yang konstruktif, akurat dan simultan terkait kriteria lulusan yang harus dibentuk sehingga bermuara pada output lulusan yang kompeten.
“Masukan-masukan dari 19 stakeholder yang tergabung selama 3 hari ini kemudian akan dirumuskan dalam membentuk kurikulum baru yang nantinya akan disahkan dan diterapkan dalam sistem pembelajaran 70 persen praktek dan 30 persen teori,” jelas purwanta
Informasi terakhir yang diperoleh dari Purwanta bahwa penyiapan SDM muda pertanian khususnya Polbangtan Manokwari menarik perhatian stakeholder yang ada, mengingat Papua Barat memiliki potensi pertanian yang tinggi.
“Kemampuan anak-anak kami (mahasiswa), menarik perhatian dunia industri maupun instansi pemerintah. Hal tersebut menjadi bentuk dukungan untuk menghasilkan SDM pertanian yang berkualitas,” jelas Purwanta
“Utamanya dunia industri, seperti PT Medco dan Koperasi Kelapa Sawit Arfak Sejahtera yang hadir pada forum FGD rupanya sangat senang dengan kinerja mahasiswa yang pernah melakukan magang disana. Hal itu tentu dikarenakan kemampuan kerja mahasiswa Polbangtan Manokwari tidak kalah dengan sdm yang didatangkan dari luar.”
Adapun hasil FGD, Kurikulum yang dalam proses penyusunan terhadap 3 prodi yang ada di Polbangtan Manokwari dirancang untuk tetap mengadopsi Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) dan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). (MRN/RR/ON)