Orideknews.com, BIAK, – Guru-guru dituntut benar-benar kreatif dan lebih inovatif dalam menjalankan tugasnya. Masa pandemi Covid-19 harus dijadikan momen untuk mengevaluasi dan mengoreksi total dunia pendidikan, mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan menengah tingkat lanjutan atas.
Asisten II Setda Kabupaten Biak Numfor Ferry Betay, SH.,MM menyebut momentum Hardiknas lalu, merupakan sebuah momen yang tepat bagi semua pihak untuk merefleksikan kembali apa yang sudah dikerjakan dengan baik dan apa yang perlu diperbaiki. Lembaran baru pendidikan Indonesia berarti transformasi.
“Transformasi yang tetap bersandar pada sejarah bangsa dan juga keberanian menciptakan sejarah baru yang gemilang,” kata Ferry Betay.
Diharapkan anak-anak Indonesia menjadi pelajar yang menggenggam teguh falsafah Pancasila, pelajar yang merdeka sepanjang hayatnya, dan pelajar yang mampu menyongsong masa depan dengan percaya diri. Karenanya, Kemendikbud dan Ristek secara konsisten terus melakukan transformasi pendidikan melalui berbagai terobosan merdeka belajar.
“Kemendikbudristek terus melakukan transformasi untuk memperbaiki sistem pendidikan dengan program Merdeka Belajar,” tandasnya.
Menurutnya, ada empat upaya yang dilakukan dalam program Merdeka Belajar, diantaranya Pertama, perbaikan pada infrastruktur dan teknologi. Kedua, perbaikan kebijakan, prosedur, dan pendanaan, serta pemberian otonomi lebih bagi satuan pendidikan. Ketiga, perbaikan kepemimpinan, masyarakat, dan budaya. Keempat, perbaikan kurikulum, pedagogi dan asesmen.
Dikatakannya, pandemi bukanlah satu-satunya tantangan yang dihadapi. Di depan, masih membentang sederet tantangan yang akan dan harus dilalui bersama.
“Mari kita lalui segala tantangan dengan inovasi dan solusi. Mari kita ciptakan sejarah yang gemilang dan tak terbantahkan oleh dunia, mewujudkan Merdeka Belajar akan semakin cepat terlaksana. Silih asah, silih asuh, dan silih asih. Saling memintarkan, saling menyayangi, dan saling memelihara, demi satu tujuan: SDM unggul, Indonesia maju,” tutupnya. (ALW/ON)