

Orideknews.com, Manokwari, – Kabupaten Manokwari, penyumbang terbesar kasus malaria di Papua Barat, berupaya menekan angka penyakit tersebut dengan menerapkan Muatan Lokal (Mulok) Malaria di sekolah dasar sejak tahun ajaran 2023/2024.
Langkah ini diambil mengingat Manokwari masih mencatat angka kasus yang signifikan, meskipun menunjukkan tren penurunan. Hingga April 2023, tercatat 71 kasus malaria di kabupaten ini, dibandingkan dengan 7.325 kasus dari total 9.418 kasus di seluruh Provinsi Papua Barat.
Program Mulok Malaria ini merupakan bagian dari strategi eliminasi malaria yang ditargetkan rampung pada tahun 2027. Hal ini ditegaskan oleh Kepala Bidang Sekolah Dasar (SD) Dinas Pendidikan Kabupaten Manokwari, Valentina Y.W.R Hammar, S.Hut.,MM, dalam “Workshop Guru Sekolah Dasar Dalam Penerapan Mulok Malaria, Sehat Imunisasi-Gerakan Sekolah Sehat & Usaha Kesehatan Sekolah Di Kabupaten Manokwari Tahun 2025”. Workshop tersebut menandai komitmen pemerintah daerah dalam memerangi malaria.
Sebanyak 118 paket buku Mulok Malaria telah didistribusikan oleh UNICEF melalui Dinas Kesehatan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Manokwari pada tahun 2023.
Mulok ini diterapkan selama satu semester dalam setiap tahun ajaran, dengan pilihan semester ganjil atau genap, untuk siswa kelas 2 hingga kelas 5. Buku tersebut berisi materi tentang dampak malaria, penanggulangannya, dan pencegahan, dengan penekanan pada pentingnya kebersihan pribadi.
Valentina Hammar mengingatkan kolaborasi dalam menekan angka kasus malaria. Ia mengakui bahwa edukasi sedini mungkin melalui program Mulok ini sangat penting, dan kerja sama dengan UNICEF melalui Dinas Kesehatan sangat membantu dalam mencapai tujuan tersebut.
“Kalau kesehatan jalan sendiri, tidak mungkin akan tercapai. Kalau kita saling bantu, saling support baik Unicef maupun pihak lain. Apa yang diharapkan bersama pasti tercapai,” ujarnya, Rabu, (26/2/25).
Ke depannya, program Mulok Malaria akan dievaluasi untuk melihat kekurangan dan perbaikan yang dibutuhkan, baik dari sisi materi maupun metode pengajaran.
Valentina berharap program ini dapat diperluas ke kelas 1 hingga kelas 6, serta durasi pembelajaran ditingkatkan menjadi satu jam jika angka kasus malaria tetap tinggi.
“Mulok malaria sedini mungkin mulai dari sekolah, pencegahan itu dari diri kita dulu,” tegasnya. (ALW/ON).
