Orideknews.com, Manokwari, – Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Republik Indonesia terus mendorong pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio di Tanah Papua dengan target mencapai 100 persen.
PIN Polio tahap pertama telah dilaksanakan di enam provinsi, yaitu Provinsi Papua, Papua Tengah, Papua Selatan, Papua Pegunungan, Papua Barat, dan Papua Barat Daya, yang dimulai sejak 27 Mei 2024. Namun, hingga 29 Juli 2024, cakupan imunisasi di Tanah Papua masih terbilang rendah, dengan hanya mencapai 51,8% untuk dosis pertama dan 28,4% untuk dosis kedua. Dari 42 kabupaten/kota, hanya dua daerah, yakni Kabupaten Teluk Bintuni dan Kaimana, yang berhasil mencapai target minimal 95% untuk kedua dosis.
Menurut Kementerian Kesehatan, pelaksanaan PIN Polio dapat dikategorikan berhasil jika cakupannya tinggi, dengan target minimal 95%, serta merata di semua tingkatan administrasi.
Untuk mempercepat pencapaian target tersebut, Rapat Koordinasi (Rakor) Percepatan PIN Polio digelar secara daring pada Kamis, 1 Agustus 2024, yang dihadiri oleh berbagai stakeholder terkait, termasuk tokoh agama dan tokoh masyarakat di Tanah Papua. Rakor ini bertujuan untuk menjadi pijakan dalam upaya meningkatkan cakupan imunisasi.
Dari rakor tersebut, disepakati Rencana Tindak Lanjut Percepatan PIN Polio yang meliputi beberapa langkah strategis bagi Dinas Kesehatan Provinsi, Kabupaten/Kota, dan Puskesmas. Di antaranya:
- Untuk daerah dengan cakupan >95%: Lakukan validasi data per Puskesmas untuk finalisasi cakupan dan lakukan RCA Post-Campaign.
- Untuk daerah dengan cakupan <95%: Lakukan pendataan sasaran yang belum mendapatkan imunisasi polio, kunjungan door-to-door, optimalisasi penggerakan sasaran, serta penyiapan pos PIN di tempat strategis. Monitoring dengan stakeholder juga akan dilakukan, disertai RCA untuk Puskesmas yang telah menyelesaikan PIN Polio Tahap 1.
- Untuk daerah yang kesulitan menjangkau sasaran: Segera mencari cara untuk melaporkan capaian PIN Polio dengan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Provinsi, serta bekerja sama dengan mitra pembangunan di Tanah Papua.
Kementerian Kesehatan juga berharap adanya dukungan dari seluruh tokoh agama di Tanah Papua untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam program ini. Beberapa langkah konkret yang diharapkan antara lain:
- Melakukan sosialisasi mengenai PIN Polio melalui kegiatan keagamaan, seperti khotbah dan sekolah minggu, serta memanfaatkan media komunikasi yang lebih luas seperti grup WhatsApp dan Facebook.
- Memfasilitasi pembukaan pos PIN Polio di gereja atau sekolah minggu, serta melibatkan suster gereja/biara dalam proses imunisasi.
- Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap imunisasi polio melalui video dukungan yang berisi pesan positif.
- Memberdayakan relawan dari komunitas agama untuk membantu pelayanan pelaksanaan PIN Polio.
Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan cakupan imunisasi polio di Tanah Papua dapat meningkat secara signifikan, menjamin kesehatan anak-anak di daerah tersebut. (ALW/ON)