OridekNews.com, Manokwari, – Workshop Peningkatan Kapasitas bagi Tokoh Agama untuk pengaktifan dan kolaborasi layanan Imunisasi di kabupaten Manokwari Selatan (Mansel) dan Pegunungan Arfak (Pegaf) yang digelar disalah satu hotel di Manokwari 14-16 Juni 2023 ditutup resmi dengan ditandai rencana tindaklanjut dan komitmen bersama.
Ketua Umum Sinode Gereja Persekutuan Kristen Alkitab Indonesia (GPKAI), Pdt. Daniel Sukan, M.Th menegaskan sebelum mengakhiri masa jabatannya ditahun depan dia menargetkan capaian imunisasi untuk Mansel-Pegaf harus dicapai.
“Saya siap sebagai ketua Sinode akan berada di depan untuk mensukseskan program ini, karena kabupaten Pegunungan Arfak adalah taruhan GPKAI,” jelas Pdt. Daniel.
Untuk menyelamatkan umat di Pegaf-Mansel kata Pdt Daniel, setahun berjalan akan terpenuhi cakupan imunisasi yang kini masih rendah.
“Saya percaya pasti Tuhan tolong kita, kami mengungkapkan banyak terimakasih juga ada pengabdian tenaga kesehatan, pendidikan dan keamanan di kabupaten Mansel-Pegaf disana semoga Tuhan membalas semua jasa dan niat baik saudara sekalian,” ungkapnya.
Dia juga mengapresiasi model pendekatan yang dilakukan Perwakilan Unicef Papua Barat dalam menyampaikan niat baik untuk menyelamatkan umat di kabupaten Pegaf dan Mansel.
Kepala Dinas Kabupaten Pegunungan Arfak, Andarias Saroy, SE menilai pertemuan yang diinisiasi Unicef melalui Dinkes Papua Barat sangat tepat.
Dikatakannya, imunisasi harus dilakukan mengingat sangat erat kaitannya dengan stunting, sehingga menjadi hal yang perlu diperhatikan.
“Mungkin kedepannya kita juga libatkan dinas Pendidikan selain Tokoh Agama. Karena di SD juga masih vaksinasi, ini penting untuk perkembangan anak-anak kita,” saran Andarias.
Melalui Tokoh Agama, pihaknya berharap sosialisasikan terkait imunisasi dapat sampai ke masyarakat Pegunungan Arfak.
“Kita bersama tenaga kesehatan saling mendukung terutama Gereja, kesehatan menjadi tanggungjawab kita bersama,” jelasnya.
Kepala Bidang P2P Dinkes Mansel, Mimi Inden mewakili Kepala Dinas mengaku, cakupan imunisasi di kabupaten Mansel sangat rendah akibat pandemi Covid-19 yang melanda dua tahun terakhir.
“Kami mengungkapkan terimakasih kepada Unicef dan Dinas Kesehatan Provinsi yang sudah mau menghadirkan hamba-hamba Tuhan bersama menopang dan mendukung kami mengejar capaian imunisasi yang sudah ketinggalan ini,” ucapnya.
Dia menyebut, kendala yang dihadapi juga adalah terkait penganggaran, dimana anggaran yang ada, semua di refocusing untuk penanganan Covid-19.
“Kami sudah berusaha, kami mau anak-anak kami di Mansel sehat namun, keadaan membuat kami tidak berbuat banyak,” beber Inden.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat melalui kepala Bidang P2P, dr. Nurmawati mengapresiasi semangat dari pimpinan Sinode GPKAI yang menegaskan usai pertemuan segera bergerak mensukseskan imunisasi di Pegaf dan Mansel.
Dia berpesan, semua pihak terutama nakes berupaya mengembalikan kejayaan cakupan imunisasi yang beberapa tahun terakhir masih perlu banyak berbenah disisi kinerja.
“Pertemuan kali ini, harapan kami kita semua bisa mewujudkan rencana tindak lanjut kesepakatan bersama,” terangnya.
Dikatakan dr. Nurmawati pertemuan kali ini adalah awal untuk bangkit kembali, dimana tahun 2016 lalu dikanca nasional, Papua Barat berhasil diperingkat pertama untuk pelaksanaan imunisasi tambahan polio. Pegaf dan Mansel berhasil bahkan cakupan hingga 100 persen.
View this post on Instagram
Tidak hanya itu, tahun 2018 Papua Barat kembali berhasil juara pertama untuk pemberian imunisasi tambahan campak-rubella. Pegaf dan Mansel menunjukkan bisa melindungi lebih dari 80 persen anak-anak dilayani untuk imunisasi.
“Ada harapan baik, masyarakat bisa kok terima untuk pelayanan imunisasi, manakala kolaborasi antar tenaga kesehatan dan Hamba Tuhan, jika ini benar-benar kita sama-sama bergerak dengan satu komitmen,” tutup dr.Nurmawati. (ALW/ON).