Orideknews.com, MANOKWARI, – Perkembangan teknologi pertanian kian bertambah pesat. Penggunaan teknologi menjadi bagian dari upaya peningkatkan kualitas dan kuantitas produksi pertanian.
Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo , memastikan pemanfaatan teknologi untuk pertanian diaplikasikan secara masif di era industri 4.0. Peralatan canggih yang dipilih yakni drone.
“Saya ingin mengatakan bahwa kita tidak akan kehabisan kekuatan atau kemajuan teknologi yang ada. Teknologi adalah untuk membangun produktivitas yang semakin baik dan produksi yang lebih rendah itu harus dituju,” ujar Mentan Syahrul.
Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan), Dedi Nursyamsi, menyatakan kolaborasi antara teknologi dan pertanian dapat memudahkan petani dalam mendongrak produktivitas, kualitas, dan efisiensi pertanian.
“Pertanian modern dengan teknologi smart farming merupakan sistem yang terdapat keterkaitan erat antar subsistem, mulai dari hulu hingga hilir, yang didukung oleh tenaga kerja dan lembaga pendukung unggulan,” ujar Dedi.
“Kunci keberhasilannya adalah cara implementasi inovasi teknologi secara keseluruhan, peningkatan produktivitas dan daya saing mandiri,” tambahnya.
Memanfaatkan teknologi smartfarming, Polbangtan Manokwari menggunakan teknologi Unmanned Aerial Vehicle (UAV) dalam mengidentifikasi luasan lahan dan produktivitas lahan Hijauan Makanan Ternak (HMT) di distrik Masni, Papua Barat.
Hal tersebut dilakukan dikarenakan Peternakan menjadi salah satu sektor dibidang pertanian yang sangat berpengaruh dalam keberlangsungan memenuhi kebutuhan protein hewani dimasyarakat Indonesia khususnya Manokwari.
Pemetaan dengan menggunakan pesawat tanpa awak (drone) memanfaatkan penginderaan citra satelit disekitar lahan Distrik Masni seluas 2.200 ha dengan luasan lahan hijauan yang telah di ketahui yaitu 37.894,38 ha/m² dengan produksi bahan segar hijauan sebesar 203.409 kg/m2 dan produksi bahan kering hijauan sebesar 61.607,26 kg/m2 yang terdiri atas 26 jenis vegetasi hijauan.
Memanfaatkan Aplikasi foto udara untuk menghitung kapasitas lahan HMT. Direktur Polbangtan Manokwari, Purwanta, menyampaikan bahwa tujuan dari pemetaan yang dilakukan untuk mengetahui potensi komposisi botani dan potensi HMT.
“Selain itu kita dapat mengetahui kapasitas lahan HMT dengan menggunakan penginderaan jarak jauh. Sebab Sektor peternakan hingga saat ini masih merupakan salah satu sektor yang dalam pelaksanaan pembangunan harus menjadi skala prioritas,” ungkap Purwanta.
“Dengan penggalakkan kegiatan ini akan dapat mengatasi kekurangan kebutuhan protein hewani,” katanya. (MRN/RR/ON)