
Orideknews.com, MANOKWARI, – Insiden pada pelaksanaan vaksinasi di Terminal Pasar Remu, Kota Sorong Sabtu, (21/8/21) menjadi catatan tersendiri bagi Tokoh Masyarakat Adat Suku Arfak, Obeth Ayok.

Dia menyarakan agar Dominggus Mandacan (DM) dan Lambert Jitmau (LJ) menyudahi perseturuan tersebut.
“Sebagai Tokoh Adat dan Tokoh Masyarakat, saya sangat menyesalkan insiden yang terjadi di Sorong itu. Bagi saya, DM dan LJ adalah idola masyarakat adat kain timur, mereka adalah orang-orang kepercayaan yang seharusnya tidak boleh saling bersinggungan,” jelas Obeth.
Menurut dia, perlu digelar tikar adat guna mempertemukan kedua pihak guna duduk bersama dan berbicara dari hati ke hati.
“Saya harap sebagai kakak dan adik, keduanya bisa dipertemukan. Gelar tikar adat, bisa di Sorong atau di Manokwari. Panggil tokoh tokoh adat untuk menengahi bersama hal ini,” pinta Obeth.
Dengan begitu, keduanya bisa bicara dari hati ke hati, menyatakan rasa maaf antara sesama, sehingga tanggung jawab mereka kepada rakyat bisa berjalan.
“Jangan karena kondisi pandemi ini membuat kita saling bermusuhan. jangan juga karena ketersingungan ini dimanfaatkan pihak pihak tertentu,” jelasnya, seraya meminta pihak-pihak tertentu tidak ikut memperpanjang dengan membahas atau meneruskan hal hak terkait insiden sorong di Media Sosial (Medsos).
Terlepas dari itu, Obeth Ayok juga menyayangkan sikap panitia pelaksana Vaksinasi Massal yang merupakan pihak Partai Nasdem atas insiden adu argumen antara Kasatpol PP Kota Sorong dengan Dominggus Mandacan.
Kata dia, adu argumen yang dilakukan Dominggus Mandacan yang adalah Ketua DPW Nasdem dan juga Gubernur Papua Barat itu tidak semestinya terjadi.
“Kami mempertanyakan kinerja panitia dari Nasdem yang saat itu berada mendampi DM dalam pelaksanaan kegiatan vaksinasi. Dia itu (DM) adalah tokoh, dan panutan masyarakat. Bagaimana bisa dibiarkan berdebat ditengah padatnya masyarakat saat itu,” tutup Obeth. (ALW/ON)