Orideknews.com, MANOKWARI – Pembukaan hutan oleh PT Bintuni Agro Prima Perkasa di Distrik Kebar, Kabupaten Tambrauw, Provinsi Papua Barat sekitar ± 3,700 sekian hektar dari total perencanaan ±19.368,77. Tidak hanya berdampak pada mata pencaharian warga yang hampir sepenuhnya bergantung pada hutan. Tetapi, pembukaan lahan itu juga berdampak pada buruk pada keanekaragaman hayati di daerah tersebut.
Menurut salah satu Peneliti Burung di Papua, Ir. Agus Kilmaskossu.,M.Si bahwa satwa yang akan terancam punah salah satunya burung, seperti Mambruk, Kakatua, Pombo hutan dan Nuri.
Tidak hanya burung, Kilmaskossu juga menyebut rusa, babi dan kuskus juga akan kehilangan tempat mencari makan dan tempat tinggal. “Ancaman utama warga di distrik setempat kehilangan tempat berburu dan berkebun,” ucapnya Sabtu, (1/9/2018) kepada www.orideknews.com
Mantan dosen yang sekarang aktif mengajar di Unipa ini mengaku, tidak hanya hewan besar, serangga dan tumbuh-tumbuhan juga akan hilang. Apalagi hewan atau tumbuhan endemik yang terdapat didaerah itu yang belum sempat diteliti.
Kilmaskossu juga membeberkan satwa seperti burung kakatua dan nuri akan menjadi ancaman bagi perusahan jika menanam jagung sebab makanan utama satwa tersebut adalah biji-bijian. Sehingga ia kuatir suatu saat jika perusahan menganggap satwa itu hama dan bisa jadi dimusnahkan.
Ia juga meyakini jika perusahan besar itu menggunakan pupuk dan pestisida. Sehingga jika bahan-bahan kimia itu terserap kedalam tanah otomatis akan mencemarkan mata air disekitar penduduk warga dan dampaknya sangat luarbiasa. (RED/ON)
Klik Video Berikut untuk melihat penjelasan selengkapnya :