Pembangunan gedung kantor MUI berlantai 2 ini diawali peletakan batu pertama oleh Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan, ketua MUI Pusat, Ahmad Sodiqun, Ketua MUI Papua Barat, Kepala kantor Agama Papua Barat, Perwakilan DPR Papua Barat dan beberapa pejabat penting di Papua Barat pada Jum’at, (19/7/2019) di Sowi Gunung, Manokwari, Papua Barat.
Pada kesempatan itu, Gubernur mengatakan pembangunan bidang keagamaan di Provinsi Papua Barat memiliki arti yang sangat penting dan strategis bagi pemerintah daerah dan seluruh lapisan masyarakat.
Sehingga kata Gubernur, agama memiliki peranan yang strategis dalam perdaban manusia dalam berbagai aspek penting.
“Implementasi misi pemerintah Provinsi Papua Barat dalam mewujudkan visi Papua Barat yang aman, sejahtera dan bermartabat tidak semata-mata menjadi tanggungjawab pemerintah daerah tetapi juga harus menjadi komitmen dan tanggungjawab bersama semua pihak, termasuk Majelis Ulama Indonesia di Papua Barat,” ujar Gubernur.
Ketua MUI Pusat, Ahmad Sodiqun mengungkapkan rasa terima kasihnya pada Pemerintah Provinsi Papua Barat yang mana telah membantu dalam pembangunan kantor MUI Papua Barat.
“Ini adalah milik bangsa (Kantor MUI.red), saya tidak setuju kalau bangunan Majelis Ulama ini hanya milik umat Islam saja, karena disini akan ada produk nilai-nilai yang membawa kasih sayang cinta, damai dan sebagainya yang menjadi tempat destinasi yang indah,” ujar Ahmad.
Dia mengatakan, pihaknya akan menyediakan literatur berbagai agama yang akan diperuntukan sebagai bahan nilai persatuan dan ilmu untuk semua agama.
“Dari saya insyallah minimal ada 100 judul yang kita hadiahkan untuk Mejelis Ulama ini, seluruh dari agama-agama yang ada di Tanah Papua bahkan di Tanah Air Indonesia,” tuturnya.
Ahmad, kedepan mempunyai mimpi jadikan kantor MUI Papua Barat sebagai destinasi berbagai agama.
Sementara itu, ketua MUI Papua Barat, Ahmad Nasrauw menjelaskan, lokasi penempatan gedung kantor MUI Papua Barat berhadapan dengan tugu peringatan masuknya Injil di tanah Papua sebagai suatu sejarah yang terulang dan sebagai momen penting dimana, peran Kesultanan Tidore membawa penginjil masuk di Tanah Papua.
“ Ini sekaligus menandai dan melambangkan betapa kearifan lokal di Tanah Papua yang disebut dengan satu tunggu tiga batu atau agama keluarga tidak hanya ada didalam semboyang, tetapi wujud nyatanya diaplikasikan secara riil oleh bapak Gubernur kita,” ungkap Nasrauw.
Menurut Nasrauw dengan adanya pembangunan gedung kantor MUI Papua Barat, akan menjadi wadah dan rumah besar bagi seluruh umat Islam yang ada di Papua Barat.
“Insyallah kami akan gunakan semaksimal mungkin, untuk menata, untuk mewujudkan syiar dan dakwah di Papua Barat. Dan tentu saja dalam upaya membantu pemerintah Provinsi Papua Barat, menciptakan tanah atau zona yang damai di Tanah Papua Barat,” harap Nasrauw. (ALW/ON)