Orideknews.com, Manokwari, — Komisi IX DPR RI mendorong Pemerintah Provinsi Papua Barat untuk memanfaatkan program beasiswa pendidikan dokter spesialis yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Program ini dinilai sebagai solusi dalam mengatasi keterbatasan dan ketimpangan distribusi tenaga medis di wilayah Papua Barat.
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Nihayatul Wafiroh, dalam kunjungannya ke Manokwari, meminta Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan, segera mengusulkan nama-nama calon penerima beasiswa. Ia berpesan memprioritaskan putra-putri asli Papua sebagai penerima program tersebut.
“Kami minta Pak Gubernur Papua Barat usul nama-nama penerima calon beasiswa. Prioritaskan anak-anak asli Papua dengan komitmen untuk kembali mengabdi di daerah,” ujar Nihayatul.
Menurutnya, program beasiswa dari Kemenkes dapat menjadi langkah konkret untuk mengatasi ketimpangan distribusi dokter, khususnya dokter spesialis, di tujuh kabupaten yang ada di Papua Barat. Ia berharap, lulusan program ini nantinya kembali ke daerah asal untuk memperkuat layanan kesehatan masyarakat.
“Komisi IX akan menindaklanjuti kebutuhan dokter spesialis untuk Papua Barat dalam rapat bersama Kemenkes demi mewujudkan pemerataan layanan kesehatan yang berkualitas,” ucapnya.
Ia juga menegaskan distribusi tenaga kesehatan tidak hanya akan difokuskan pada wilayah perkotaan, melainkan hingga ke pelosok desa, sesuai komitmen pemerintahan Presiden Prabowo dalam meningkatkan akses layanan kesehatan di seluruh Indonesia, termasuk di Tanah Papua.
Sementara itu, Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan, memaparkan kondisi tenaga medis di wilayahnya. Saat ini terdapat 156 dokter umum, 13 dokter gigi, 82 dokter spesialis, 3 dokter spesialis gigi, dan 1 dokter subspesialis dasar yang tersebar di enam kabupaten, yaitu Manokwari, Fakfak, Teluk Bintuni, Teluk Wondama, Kaimana, dan Manokwari Selatan. Kabupaten Pegunungan Arfak belum memiliki tenaga dokter spesialis.
“Distribusi tenaga dokter belum merata, masih terpusat di Manokwari. Saat ini terdapat 12 rumah sakit di Papua Barat, termasuk satu rumah sakit swasta,” ujar Gubernur. (ALW/ON)