Orideknews.com, Manokwari, – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua Barat melaporkan pertumbuhan ekonomi daerah tersebut mencapai 25,53 persen secara tahunan (year-on-year) pada triwulan I 2025. Perekonomian juga mencatat pertumbuhan sebesar 0,76 persen secara triwulanan (quarter-to-quarter).
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Papua Barat atas dasar harga berlaku pada periode tersebut tercatat sebesar Rp2,16 triliun, sementara atas dasar harga konstan mencapai Rp1,96 triliun.
Kepala BPS Provinsi Papua Barat, Ir. Merry, MP, dalam keterangan resminya menyampaikan bahwa tiga sektor utama yang menopang perekonomian Papua Barat adalah industri pengolahan (39,9%), pertambangan dan penggalian (25,66%), serta administrasi pemerintahan (8,53%).
“Lapangan usaha industri pengolahan tumbuh sebesar 41,89% karena mulai beroperasinya Train 3 LNG Tangguh. Sementara pertambangan dan penggalian naik 36,07% didorong oleh peningkatan produksi migas,” jelas Merry.
Sektor informasi dan komunikasi juga mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 13,45%. Hampir seluruh lapangan usaha di Papua Barat tumbuh positif, kecuali sektor konstruksi, jasa keuangan dan asuransi, serta jasa kesehatan.
Dari sisi pengeluaran, ekspor barang dan jasa menjadi penyumbang terbesar PDRB Papua Barat dengan kontribusi 94,2%, disusul konsumsi rumah tangga (17,86%) dan konsumsi pemerintah (11,56%). Ekspor juga mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 56,57%, menjadikannya sumber pertumbuhan ekonomi tertinggi sebesar 49,29%, diikuti oleh konsumsi rumah tangga dengan sumbangan 1,32%.
Sementara itu, ekonomi Provinsi Papua Barat Daya juga menunjukkan kinerja positif dengan pertumbuhan sebesar 4,82% year-on-year dan 0,24% quarter-to-quarter pada triwulan I 2025. PDRB Papua Barat Daya atas dasar harga berlaku tercatat sebesar Rp9,60 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan mencapai Rp6,36 triliun.
Sektor-sektor utama yang mendorong perekonomian Papua Barat Daya antara lain industri pengolahan (18,12%), perdagangan (14,26%), dan konstruksi (14,14%). Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor konstruksi (9,43%), disusul pertanian (8,62%) serta transportasi dan pergudangan (8,56%).
Sumber pertumbuhan tertinggi menurut lapangan usaha berasal dari sektor konstruksi yang menyumbang 1,12%, kemudian pertanian sebesar 0,97%.
Dari sisi pengeluaran, ekspor barang dan jasa menyumbang 53,92% terhadap PDRB, diikuti konsumsi rumah tangga (48,04%) dan konsumsi pemerintah (18,37%). Pertumbuhan tertinggi tercatat pada komponen ekspor (29,73%), konsumsi LNPRT (9,52%), dan konsumsi rumah tangga (7,56%).
Secara spasial, Papua Tengah mendominasi PDRB wilayah Maluku dan Papua dengan kontribusi 24,8%, diikuti Papua Barat (13,55%) dan Papua Barat Daya (6,45%).
Pertumbuhan ekonomi Papua Barat pada triwulan I 2025 menjadi yang tertinggi di kawasan tersebut, menandai perbaikan signifikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
“Capaian ini mencerminkan pemulihan dan penguatan ekonomi di wilayah timur Indonesia, khususnya di sektor-sektor strategis seperti industri pengolahan dan ekspor migas,” tutup Merry. (ALW/ON)