Rabu, Mei 14, 2025

Top 5 This Week

Related Posts

Cegah Penularan Malaria, Tiga Kabupaten di Papua Barat Jadi Sasaran Distribusi Kelambu Massal

Orideknews.com, Manokwari – Pemerintah Provinsi Papua Barat melalui Dinas Kesehatan akan mendistribusikan kelambu massal untuk mencegah penularan malaria di wilayah dengan tingkat endemis tinggi. Tiga kabupaten yang menjadi sasaran utama program ini adalah Manokwari, Manokwari Selatan, dan Teluk Wondama.

Kepala Dinas Kesehatan Papua Barat, dr. Alwan Rimosan, menjelaskan program distribusi kelambu massal ini merupakan upaya strategis untuk menekan kasus malaria di wilayah-wilayah dengan beban penyakit yang tinggi.

“Kelambu massal ini dibagikan per tempat tidur atau kelompok tidur dan sudah dilapisi obat anti nyamuk yang efektif selama tiga tahun. Ini bukan kelambu biasa,” kata dr. Alwan, Rabu (7/5/25).

Distribusi kelambu ini merupakan bagian dari program bantuan internasional dari The Global Fund. Untuk Papua Barat, alokasi kelambu berdasarkan proyeksi data estimasi Pusdatin Kemenkes mencakup Manokwari: 103.200 kelambu, Teluk Wondama: 21.050 kelambu, Manokwari Selatan: 16.850 kelambu.

Dr. Alwan menyebut, kelambu yang terlapisi insektisida ini tidak hanya melindungi pengguna dari gigitan nyamuk, tetapi juga membantu menekan populasi nyamuk penyebar malaria.

“Nyamuk yang menempel di kelambu akan mati atau cacat sehingga tidak bisa berkembang biak,” ujarnya.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat, dr. Alwan Rimosan

Distribusi terakhir dilakukan pada 2022, dan sesuai siklus tiga tahunan, distribusi ulang dijadwalkan pada tahun ini. Dinkes Papua Barat menargetkan kelambu sudah sampai di daerah sebelum Januari 2026, untuk mengantisipasi puncak musim penularan malaria yang biasanya terjadi pada Januari hingga Maret.

“Kami di Papua Barat ingin distribusi dilakukan lebih awal, karena pada awal tahun kasus malaria biasanya memuncak. Idealnya, kelambu sudah digunakan sebelum Januari,” ujar dr. Alwan.

Proses pengiriman kelambu dijadwalkan mulai 30 Juni 2025 dan diperkirakan memakan waktu hingga tiga bulan, sehingga kelambu baru tiba di Papua Barat pada November 2025.

Untuk memastikan distribusi tepat sasaran, Dinkes Papua Barat bersama dinas kesehatan kabupaten telah melakukan pendataan awal pada April 2025 dengan mendatangi rumah-rumah warga guna mencatat kelompok tidur. Rencananya, pada Juli 2025 akan dilakukan pertemuan lanjutan untuk memverifikasi data riil kebutuhan kelambu di lapangan.

“Juli 2025 kami akan kumpulkan data rinci jumlah populasi, kelompok tidur, titik distribusi, petugas pelaksana, kebutuhan dana, hingga estimasi waktu distribusi. Semuanya akan direncanakan secara matang,” pungkasnya.

Ia menambahkan, Distribusi kelambu merupakan salah satu intervensi yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk menekan angka penularan malaria hingga 50 persen di wilayah endemis tinggi. (ALW/ON).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles

error: Hati-hati Salin Tanpa Izin kena UU No.28 Tahun 2014 Tentang HAK CIPTA dan/atau UU RI No.19 Tahun 2016 atas perubahan UU RI No.11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE)