Orideknews.com, Manokwari, – Puluhan petugas imunisasi dan promosi kesehatan dari Kabupaten Manokwari dan Pegunungan Arfak mengikuti Workshop Penguatan Imunisasi Rutin dengan Pendekatan Gender, yang digelar Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat melalui dukungan UNICEF Indonesia. Kegiatan ini berlangsung 11-14 Desember 2024 di salah satu hotel.
Workshop ini bertujuan meningkatkan kualitas dan kuantitas program imunisasi di kedua kabupaten tersebut, mengingat kompleksitas program dan pengaruh berbagai faktor, termasuk gender, terhadap cakupannya.
Spesialis Kesehatan UNICEF-Indonesia, Rustini Floranita menekankan pentingnya pendekatan responsif gender dalam meningkatkan cakupan imunisasi.
Melalui pemaparan materinya, Ia menjelaskan bahwa hambatan gender dan keuangan merupakan penentu utama perilaku pencarian layanan kesehatan. Data UNICEF menunjukkan lebih dari 2,8 juta anak usia 1-3 tahun di Indonesia (2021-2023) belum mendapatkan imunisasi lengkap, dengan cakupan imunisasi nasional hanya mencapai 74% pada tahun 2021.
Salah satu temuan utama UNICEF adalah peran norma sosial dan gender dalam pengambilan keputusan imunisasi. Seringkali, ayah atau kakek memegang kendali keputusan, meskipun ibu merupakan pengasuh utama. Ibu seringkali tidak memiliki otoritas penuh untuk membawa anak ke fasilitas kesehatan. Mitos seputar vaksin, ditambah informasi kesehatan yang salah, juga menjadi hambatan signifikan.
Faktor-faktor lain yang diidentifikasi meliputi kurangnya kenyamanan fasilitas kesehatan, khususnya bagi ibu yang perlu ditemani, akses terbatas bagi penyandang disabilitas, jarak tempuh, biaya transportasi, dan infrastruktur yang buruk. Pengaruh tokoh agama dalam keputusan imunisasi juga menjadi pertimbangan penting.
Untuk mengatasi tantangan ini, UNICEF merekomendasikan beberapa langkah strategis:
- Melibatkan Ayah: Meningkatkan kesadaran dan peran ayah dalam kesehatan anak melalui pelatihan khusus.
- Memberdayakan Ibu: Memberikan akses informasi yang lebih baik kepada ibu dan memastikan mereka memiliki kuasa dalam pengambilan keputusan terkait kesehatan anak.
- Perbaikan Infrastruktur dan Layanan: Memperbaiki infrastruktur, fleksibilitas jam layanan, dan pelatihan tenaga kesehatan agar lebih inklusif.
- Edukasi Masyarakat: Meluruskan informasi salah tentang vaksin melalui media dan tokoh masyarakat.
Ia berharap kolaborasi antara pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat dapat meningkatkan secara signifikan angka cakupan imunisasi, mencegah wabah penyakit, dan melindungi generasi muda Indonesia, khususnya di Papua Barat. (ALW/ON)