Orideknews.com, Kaimana, – Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Papua Barat menggelar pelayanan kesehatan di Kabupaten Kaimana, Senin (8/7/2024).
Kegiatan ini bertujuan untuk menindaklanjuti Instruksi Menteri Kesehatan RI No. 23 tahun 2022 yang mewajibkan screening HIV bagi semua pasien yang berkunjung ke fasilitas layanan kesehatan, baik puskesmas maupun rumah sakit.
Yogi Marianto, Technical Officer GF AIDS Dinkes Provinsi Papua Barat menjelaskan, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan diri petugas layanan kesehatan dalam melakukan screening HIV.
Selain itu, Dinkes juga memberikan pendampingan dan penguatan bagi tim fasilitas layanan kesehatan agar screening dapat dilakukan untuk seluruh pasien.
“Pemeriksaan ini bertujuan agar petugas layanan kesehatan mempunyai kepercayaan diri untuk melakukan screening. Tujuan lainnya juga, Dinkes melakukan pendampingan dan penguatan bagi Tim fasyankes agar screening dapat dilakukan untuk seluruh pasien yang berkunjung ke layanan itu,” ujar Yogi melalui sambungan telepon Selasa, (9/7/24).
Kegiatan ini dilaksanakan di tiga kampung, yaitu Kampung Marsi, Tanggaromi, dan Kampung Cua, dengan sasaran 236 orang. Hasil screening menunjukkan dua kasus reaktif yang akan segera ditindaklanjuti oleh petugas puskesmas.
“Dimulai dengan kita melakukan kegiatan screening di masyarakat untuk membiasakan masyarakat dan petugas bahwa melakukan pemeriksaan HIV adalah sesuatu hal yang biasa sama dengan penyakit lainnya,” tambahnya.
Proses diagnosa HIV dilakukan secara bertahap. Pada tahap pertama, hanya satu rapid tes yang digunakan. Jika hasilnya reaktif, pasien akan menjalani pemeriksaan lanjutan dengan tiga rapid tes. Hasil tiga rapid tes yang semua reaktif menunjukkan bahwa pasien dinyatakan positif HIV.
Puskesmas Kaimana, sebagai pihak yang bertanggung jawab, akan melakukan tindak lanjut terhadap kasus reaktif.
“Rencana tindaklanjut yang diharapkan oleh dinas kesehatan Kabupaten Kaimana yang dalam hal ini Puskesmas Kaimana, yang pertama melakukan followup untuk diagnosa. Kedua, hasil screening yang reaktif tadi untuk diperiksa kembali menggunakan tiga rapid tes. Ketiga, screening HIV diharapkan dilakukan secara integrasi dengan screening penyakit lainnya, misalnya dengan malaria atau dengan penyakit tidak menular lainnya,” jelas Yogi.
Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dan petugas kesehatan tentang pentingnya screening HIV dan mendorong penemuan kasus dini untuk mendapatkan penanganan yang tepat. (ALW/ON)