“Hampir 33 persen jumlah penduduk yang usianya 15-40 tahun dan tergolong millenial. Kalau jumlah petani sekitar 34 juta jiwa berarti ada 11 ribuan jiwa petani yang menjadi petani muda,” kata Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Momon Rusmono dalam acara 1st Millenial Indonesia Agropreneurs (MIA) di Bogor belum lama ini.
Secara nasional, bonus demografi di Indonesia juga bisa dimanfaatkan menjadi potensi menumbuhkan pelaku usaha maupun pelaku utama bidang pertanian (agropreneur).
“Perkembangan IPTEK sangat cepat dan dihadapi dgn revolusi industri 4.0. Ada bonus demografi, jumlah pemuda 80 juta dan di Pondok Pesantren saja ada 4-6 juta. Ini bonus demografi yang luar biasa, mari sama-sama wujudkan generasi millenial agropeneur yang profesional,” tuturnya.
Karena itu, perlunya gerakan penumbuhan generasi muda milenial di bidang pertanian yang adaptif terhadap perkembangan teknologi dan informasi. Salah satunya adalah dengan Program Wirausaha Muda Pertanian (PWMP).
Dikatakan, PWMP adalah upaya penumbuhan dan peningkatan minat, keterampilan dan jiwa kewirausahaan generasi muda di bidang pertanian khususnya mahasiswa/alumni Polbangtan, siswa SMK-PP, dan alumni perguruan tinggi pertanian melalui sinergi dengan 29 perguruan tinggi Mitra di bawah koordinasi Polbangtan.
Momon berharap Ke depan generasi millenial agropreneur harus profesional mandiri berdaya saing dengan berbasis teknologi. (RR/ON)