Orideknews.com, JAYAPURA – Komisi IV DPR RI yang membidangi Pertanian, Kehutanan, Kelautan, Perikanan, Perum Bulog dan Dewan Kelautan melakukan kunjungan kerja di PT. Mansinam Global Mandiri, meninjau usaha budidaya ikan dan tanaman sagu di Danau Sentani serta melakukan pertemuan dengan pihak swasta serta pejabat Lintas Kementerian terkait, termasuk Kepala Badan Litbang Pertanian di Jayapura Jumat, (15/2/2019).
Pada Kunker itu, Kepala Badan Litbang Pertanian, Dr. Ir. Fadjry Djufry, M,Si bersama anggota Komisi IV DPR RI asal Papua Barat, Dr.Michael Wattimena, 11 Anggota DPR RI, Direktur Polbangtan Manokwari drh.Purwanta,M.Kes, Direktur Irigasi, Ir.Rahmanto,M.Si, Kepala Balai Besar Pengujian Mutu Benih, Ir.Warjito, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian dan Perkebunan, Ir.Dedi Djunaedi,M.Sc serta Kepala BPTP Balitbangtan Papua, Dr.Ir.Muhammad Thamrin,M.Si.
Kunjungan kerja Komisi IV DPR RI ini, dilakukan pada masa reses persidangan III Tahun 2018-2019 dalam rangka melihat progres pembangunan pertanian Papua secara umum kemudian diselaraskan dengan capaian kerja pembangunan pertanian Kementan dalam kurun waktu empat tahun ini.
Dalam kesempatan itu, Kepala perwakilan Bulog divre Papua dan Papua Barat, Hozin mengatakan target pengadaan pembelian beras bulog Papua dan Papua Barat 45 ribu ton.
Namun, kata dia, dari target itu, menyerap 35 ribu ton di Papua, potensi cukup baik untuk penyerapan terbesar di Merauke bahkan sampai di salurkan beberapa kabupaten di Papua dan Papua Barat. Untuk tahun 2018 dan tahun 2019 ditargetkan 48.770 ton.
“Untuk panen kedepan bulan 3 sudah panen harapan di Merauke dan Manokwari. Bulog Papua dan Papua Barat 28 kabupaten dan 1 kota melayani bansos Rastra untuk Papua dan Papua Barat sampai bulan april 5 ribu ton. Rata-rata stok Bulog saat ini 23 ribu ton,” jelas Hozin.
Menurutnya, stok diperuntukan Rastra juga melakukan operasi pasar di wilayah Papua. Untuk pelayanan operasi pasar stabilisasi pasar selama 2018 mencapai 13 ribu ton.
“Untuk Januari 16 ribu ton Bulog menggelontorkan beras setiap bulan rata 42 ton sehari, akan menggerus stok yang ada namun di tengah jalan sudah ada pengiriman dari Sulsel,” ucapnya.
Sementara itu, ketua pokja Kementerian BUMN, Juliet menjelaskan bahwa pertengahan Maret seluruh Bulog, bermitra dengan distributor dalam waktu 7 tahun menjadi yang utama pemasok bahan pokok 25 persen.
“Untuk memenuhi keterjangkauan harga September- Oktober 2019 menuju kesetaraan harga. Ada agenda penting baru ketiga berkunjung ke Bulog 2 minggu lalu, memang jaringan Bulog semakin kuat dan diperintahkan untuk ekspor berdasarkan potensi yang ada khususnya untuk perbatasan Papua karena dalam sehari terjadi perdagangan ilegal sampai 20 milyar rupiah,” ungkapnya. (RR/ON)