OridekNews.com, Manokwari, – Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat menggelar Pertemuan Mikroplaning, Advokasi dan Sosialisasi Kelambu Massal Regional Manokwari, 13-15 Februari 2023.
Kegiatan yang didukung Global Fund itu diikuti sebanyak 70 peserta dari Dinas Kesehatan dan Puskesmas yang tersebar di kabupaten Manokwari, Manokwari Selatan, Kaimana, Fakfak, Pegunungan Arfak dan Teluk Bintuni serta Unicef dan Kementerian Kesehatan RI.
Dalam kesempatan itu, Kepala Dinas Kesehatan, Otto Parrorongan menyampaikan angka kasus malaria di Papua Barat cenderung menurun dari tahun ketahun. Namun, penurunan itu belum mencapai hal yang diinginkan, yakni angka API 1 per seribu penduduk.
Provinsi Papua Barat selama tahun 2009-2022 dengan angka kejadian malaria cenderung menurun yaitu tahun 2009 dari 50.766 kasus malaria (85,1 per seribu penduduk) turun menjadi 7.579 kasus (8,21 per seribu penduduk) di tahun 2022.
Angka ini masih di atas angka nasional yang ditargetkan sehingga memerlukan strategi yang baik untuk menurunkan kasus malaria di bawah angka API 1 per seribu penduduk.
Otto mengatakan, eliminasi malaria di Provinsi Papua Barat ditargetkan dapat dicapai pada tahun 2027, sesuai dengan kesepakatan yang ditandatangan oleh gubernur beserta bupati dan DPR kabupaten kota se-Provinsi Papua Barat 9 Agustus 2017 lalu. Oleh sebab itu, upaya percepatan diperlukan agar Eliminasi Malaria di Provinsi Papua Barat pada tahun 2027 dapat terwujud.
“Tinggal beberapa tahun ke depan, kita berharap 3 tahun ke depan kita bisa melakukan hal itu. Tadi sudah disampaikan ada satu kabupaten yang Eliminasi malaria tahun kemarin, tetapi itu telah masuk dalam DOB yang baru yakni Papua Barat Daya,” ujar Otto.
View this post on Instagram
Kabupaten yang dimaksud Otto adalah kabupaten Sorong Selatan (Sorsel). Pada tahun lalu, dinobatkan Kemenkes sebagai kabupaten pertama di Regional Papua yang telah Eliminasi Malaria.
“Berarti kita kerja lagi, sekarang Papua Barat nol lagi, sehingga kita harus memulai lagi. Oleh karena itu, beberapa daerah yang kita akan kita fokus kesitu dulu, misalnya Pegunungan Arfak, Kaimana, Fakfak yang mempunyai API rendah. Manokwari, Manokwari Selatan Wondama masih tinggi, harus kerja keras lagi,” jelasnya.
Otto meminta agar Dinas Kesehatan kabupaten fokus di dalam pengendalian malaria, salah satu kegiatan yang sangat penting dan dianggap dapat menurunkan kasus secepat mungkin adalah dengan dengan penggunaan kelambu berinsektisida. (ALW/ON)