Orideknews.com, Manokwari, – Keterlibatan petani milenial yang kreatif dan inovatif mendorong pertanian makin modern dan berorintasi ekspor. Seperti yang dilakukan Mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) melakukan penyuluhan di Kelurahan Tani Mekar Jaya.
Kebutuhan Pasar Dunia akan kebutuhan buah tropis yang terus meningkat, menjadikan Kementerian Pertanian (Kementan) memaksimalkan kerjasama dengan berbagai negara. Seperti yang terjalin beberapa hari lalu, Indonesia dan Uzbekistan bersepakat membentuk Kelompok Kerja Bersama (Joint Working Group/JWG).
Berbagai point tertuang dalam potensi kerja sama yang akan terjalin, salah satunya mengarisbawahi kebutuhan Uzbekistan akan buah-buah tropis, seperti pisang, buah naga, alpukat, dan kopi.
Hal ini sejalan dengan arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) yang menyebutkan bahwa Indonesia sebagai penghasil produk pertanian khas tropis. Kementan tengah melakukan peningkatan produksi buah tropis untuk memenuhi kebutuahan dalam negeri dan juga ekspor.
Namun dalam pemenuhan ekspor buah tropis dibutuhkan SDM yang mumpuni, khususnya peranan Petani Milenial. Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi menyebutkan keterlibatan petani milenial yang kreatif dan inovatif mendorong pertanian makin modern dan berorintasi ekspor.
Merasa terpanggil, Rominus Kakyarmabin, Mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Manokwari dalam penulisan Tugas Akhir, dirinya melakukan penyuluhan pada masyarakat tentang penyakit pada buah naga.
Didampingi Ir. Carolina Diana Mual, M.P. dan Michel Koibur, S.P., M.Si. selaku pembimbing, Putra daerah Papua ini melakukan penyuluhan di Kelurahan Tani Mekar Jaya, Prafi, Manokwari, Papua Barat.
Penyakit busuk batang pada tanaman buah naga cukup meresahkan petani dataran Prafi, Manokwari. Kehadiran Rominus memberi secercah harapan untuk mengembangkan usaha.
Mahasiswa yang juga dipercaya menjadi Kepala Kebun milik Samio ini tidak pelit berbagi ilmu. “Caranya potong batang yang busuk, buang jauh-jauh dari area buah naga kemudian semprot dengan obat-obatan maupun dengan dengan cara pupuk organik,” sebutnya.
Kebun Samio ini mengintegrasikan kebun buah naga, kapuk, dan ternak kambing dengan luas 3 hektar. Sehingga semakin memantapkan keilmua Rominus menjadi petani milenial yang kreatif, inovatif, dan mampu berbaur dengan petani.
Bahkan setelah penyuluhan, petani meminta Rominus tetap mendapingi mereka untuk membentuk kelompok baru untuk bersama mengembangkan buah tropis hingga menembus pasar dunia. (RR/ON)