Orideknews.com, MANOKWARI, – Mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Manokwari yang melaksanakan PKL II dan Pendampingan di Sulawesi Utara tetap menjalankan tugas ditengah pandemic Covid-19 dengan menerapkan protocol kesehatan.
Gabriela Viktoria Ngantung, salah satu mahasiswi PKL dan Pendampingan mendatangi petani di kecamatan Tondano Utara membantu melakukan pemanenan dan mengidentifikasi hama pada cabai besar untuk memenuhi permintaan pasar dan kebutuhan lokal daerah tersebut, Jum’at, (8/6/2020).
Dalam keterangan tertulis yang diterima media ini, Gabriela menjelaskan bahwa, produksi cabai besar mencapai 1,5-2 kg per pohon sehingga masih tergolong baik walaupun ada sedikit kendala busuk buah.
“Busuk buah yang terjadi pada tanaman cabai ini biasanya disebabkan mulai dari kekurangan unsur hara, serangan lalat buah, bakteri hingga serangan jamur,” sebut Gabriela.
Dikatakannya, permasalahan busuk buah cabai yang terjadi di Tondano Utara langsung disikapi dengan baik oleh Kepala BPP Tondano Utara dan Penyuluh Pertanian wilayah kerja serta Mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertaenian.
Untuk menangani masalah busuk buah, kata Gabriela, petani dianjurkan untuk membasmi buah yang telah terserang agar tidak terjangkit kepada tanaman yang tidak tertular.
Sementara, Billy salah satu petani mengungkap rasa terima kasihnya kepada BPP dan Mahasiswa Polbangtan Manokwari, karena sudah cepat tanggap dalam menyikapi permasalahan yang ada dengan memberikan petunjuk dan arahan untuk mengatasi masalah busuk buah, sehingga mendapat hasil panen yang baik dan bisa mensejahterakan petani ditengah Pandemi Covid-19.
Dan untuk pemasaran cabai merah tersebut, diakui oleh petani bahwa cabai tersebut langsung dipasarkan ke pasar tradisional yang ada.
”Kalo pemasaran, torang jual langsung dipasar, so ada yang siap ba ambe. Jadi abis panen langsung bawa ka pasar,” tutur Billy dengan dialeg setempat. (RR/ON)