Orideknews.com, MANOKWARI, – Ketua umum Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) Papua Barat, Haryono May mengatakan, pihaknya belum nyatakan sikap jelang musyawarah daerah (Musda) III partai Golkar 11-12 Maret mendatang.
“AMPG Papua Barat belum menentukan sikap jelang Musda karena Saya juga sedang berkomunikasi dengan senior-senior termasuk dengan ketua umum AMPG karena dinamika jelang musda masih berjalan. AMPG akan bersikap saat pelaksanaan Musda nanti,” kata Hariyono saat ditemui, Rabu,(4/3/2020).
Menurutnya, sebagai organisasi sayap partai Golkar yang memiliki satu suara di Musda, jelas Haryono ingin mempertimbangkan para calon yang akan bertarung. Terutama calon ketua yang berkomitmen bersama membesarkan AMPG di Papua Barat.
“Kita ingin organisasi AMPG semakin besar Kedepannya, sehingga ketua Golkar yang terpilih juga harus memperhatikan itu. Biarkan ini semua berproses jangan terburu-buru bersikap,” ungkapnya.
Pernyataan ini, tegas Haryono sekaligus menepis adanya pernyataan dari pengurus AMPG Papua Barat yang telah mendukung salah satu calon ketua partai Golkar Papua Barat.
Haryono anggap, itu bagian dari aspirasi yang akan dijadikan pertimbangan olehnya selaku pimpinan yang legal dan legitimated.
“Biasalah namanya anak muda, itukan obrolan warung kopi anak-anak AMPG, bukan keputusan resmi pimpinan dan lembaga. Saya dan sekretaris kan yang legal dan legitimated, sah secara de facto dan de jure, tetap akan dipertimbangkan oleh kami aspirasi itu,” sebut Haryono.
Dia juga menghimbau kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam MUSDA nanti agar tidak menciptakan jurang pemisah antar kader karena menurutnya pemimpin yang baik adalah yang mempersatukan bukan memecah belah.
“Jadi salah satu kriteria penting bagi kami anak milenial kepada calon pemimpin Golkar PB kedepan adalah kemampuan untuk menghimpun dan mempersatukan semua kader didalam, bukan memecah belah dan membuat jurang pemisah antar kader. Itu pemimpin yang baik yang akan kita dukung. Musda itu cuma 2 hari tapi kita berGolkar itu selamanya, terlalu mahal persatuan kader dibanding fanatisme sempit kepada calon apalagi syahwat kekuasaan,” tambah Haryono. (ALW/ON)