Selasa, Mei 13, 2025

Top 5 This Week

Related Posts

Pemprov Papua Barat Perkuat Layanan Penanggulangan HIV/AIDS Hingga Daerah Terpencil

Orideknews.com, Manokwari – Pemerintah Provinsi Papua Barat melalui Dinas Kesehatan terus memperkuat upaya penanggulangan HIV/AIDS dengan memperluas dan meningkatkan layanan kesehatan, terutama untuk menjangkau kelompok usia muda dan produktif yang menjadi populasi paling rentan terhadap infeksi.

Sejak kasus HIV pertama kali ditemukan di Tanah Papua pada tahun 1992, tantangan dalam pengendalian penyakit ini semakin kompleks. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, berbagai terobosan layanan telah dilakukan secara serius oleh pemerintah daerah.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat, dr. Alwan Rimosan, mengungkapkan bahwa saat ini seluruh kabupaten di Papua Barat telah memiliki layanan tes HIV dan pengobatan antiretroviral (ARV). Tercatat, terdapat 36 layanan Perawatan, Dukungan, dan Pengobatan (PDP) serta 57 layanan tes HIV yang tersebar dari Manokwari hingga Pegunungan Arfak.

“Ini menunjukkan komitmen kuat pemerintah daerah dalam mendekatkan akses layanan kesehatan bagi masyarakat, terutama di wilayah-wilayah terpencil,” kata dr. Alwan.

Selain layanan di fasilitas kesehatan pemerintah, Dinas Kesehatan juga menggandeng sektor swasta dan komunitas dalam memperluas cakupan penanganan HIV. Layanan yang dikembangkan mencakup tes HIV rutin bagi masyarakat umum dan kelompok berisiko tinggi, seperti pekerja seks, lelaki seks dengan lelaki (LSL), waria, dan warga binaan pemasyarakatan.

Program pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak pun terus digalakkan melalui pemberian pengobatan kepada ibu hamil yang terinfeksi dan bayi yang dilahirkan. Pemerintah juga menyediakan layanan pemeriksaan viral load untuk memantau efektivitas terapi ARV.

Upaya lain yang dilakukan antara lain distribusi kondom melalui berbagai outlet dan kegiatan penjangkauan komunitas, pendampingan oleh kelompok dukungan sebaya bagi Orang dengan HIV (ODHIV), serta kolaborasi penanganan TBC-HIV, mengingat banyak ODHIV juga rentan terhadap infeksi TBC.

Layanan berbasis komunitas juga dikembangkan melalui edukasi HIV di sekolah-sekolah untuk meningkatkan kesadaran sejak dini.

“Seluruh layanan ini tidak berdiri sendiri. Kami bekerja sama dengan berbagai mitra seperti Komisi Penanggulangan AIDS (KPA), Yayasan Sorong Sehati, Papua Lestari, Pelangi Maluku, serta instansi vertikal seperti Kanwil Kemenkumham dan Kementerian Agama,” jelas dr. Alwan.

Ia menyebut sinergi lintas sektor menjadi kunci penting dalam menjangkau masyarakat secara lebih luas dan mengurangi stigma terhadap HIV.

dr. Alwan mengaku, meski berbagai langkah telah ditempuh, tantangan masih tetap ada. Salah satu hambatan utama adalah masih kuatnya stigma dan ketakutan masyarakat terhadap tes HIV. Padahal, deteksi dini sangat penting agar pengobatan dapat segera dilakukan dan kualitas hidup ODHIV tetap terjaga.

Pihaknya berharap dengan terus memperluas akses layanan dan edukasi, masyarakat Papua Barat dapat lebih terbuka dalam memeriksakan diri dan berperan aktif dalam mencegah penyebaran HIV. (ALW/ON).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles

error: Hati-hati Salin Tanpa Izin kena UU No.28 Tahun 2014 Tentang HAK CIPTA dan/atau UU RI No.19 Tahun 2016 atas perubahan UU RI No.11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE)