Orideknews.com, MANOKWARI — Ketua Majelis Rakyat Papua Barat (MRPB), Judson Ferdinandus Waprak, menyampaikan perhatian serius dari pemerintah daerah terhadap kesejahteraan guru honorer dan kekurangan tenaga kesehatan yang masih menjadi tantangan besar di Papua Barat.
Hal ini disampaikannya usai menerima audiensi dari Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA/SMK Provinsi Papua Barat, dalam pertemuan yang membahas berbagai persoalan pendidikan, termasuk hak-hak guru honorer yang belum terpenuhi.
“Saya menerima laporan bahwa masih banyak guru honorer belum memperoleh hak mereka. Ini harus menjadi perhatian serius dari pemerintah karena menyangkut kelangsungan proses belajar-mengajar, baik di tingkat SMA/SMK maupun SD dan SMP,” kata Judson.
Ia meminta Dinas Pendidikan, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten, untuk segera mengambil langkah nyata. Menurutnya, guru adalah pilar utama pembangunan sumber daya manusia (SDM), sehingga kesejahteraan mereka harus menjadi prioritas.
Di luar sektor pendidikan, Judson juga menyoal pelayanan kesehatan. Ia menilai masih terjadi kekurangan tenaga medis, khususnya dokter spesialis, meskipun sejumlah rumah sakit di Papua Barat sudah dibangun dengan fasilitas yang memadai.
“Kita punya rumah sakit yang bagus, namun kekurangan dokter. Akhirnya kita terpaksa mengontrak dokter dari luar daerah selama bertahun-tahun. Hal ini tentu menghabiskan anggaran besar dan tidak efisien,” ujarnya.
Sebagai solusi jangka panjang, ia menyarankan pemerintah daerah untuk menyediakan beasiswa khusus bagi anak-anak Orang Asli Papua (OAP) dari tujuh kabupaten di Papua Barat agar bisa mengenyam pendidikan kedokteran. Dengan demikian, kata dia, mereka dapat kembali dan mengabdi di daerah masing-masing.
“Pemerintah harus pikirkan kuota khusus untuk OAP dari tiap kabupaten agar bisa sekolah kedokteran. Ke depan, kita tidak akan terus bergantung pada dokter kontrak,” ujarnya.
Judson juga menyoroti aspek kebersihan dan kelayakan fasilitas rumah sakit yang dinilainya masih belum memenuhi standar. Menurutnya, rumah sakit yang dibangun dengan anggaran besar dan peralatan canggih seharusnya didukung oleh lingkungan yang bersih dan tenaga medis yang cukup.
“Tidak masuk akal rumah sakit dibangun megah tetapi kebersihannya buruk dan tenaga kesehatannya minim,” tambahnya.
Ia menegaskan sektor pendidikan dan kesehatan harus menjadi fondasi utama pembangunan di Papua Barat.
“Kalau kita kekurangan guru dan dokter, maka kita akan kesulitan membangun SDM yang berkualitas. Dua sektor ini harus menjadi prioritas pembangunan di tanah Papua,” tutupnya. (ALW/ON).