Senin, Juni 16, 2025

Top 5 This Week

Related Posts

Respon Tingginya Angka Kasus TBC di Papua Barat, Dinkes Rakoor KOPI TB

Orideknews.com, Manokwari, – Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat menggelar Rapat Koordinasi KOPI TB (Koalisi Organisasi Profesi Pengendalian TBC Indonesia) dan sosialisasi terapi pencegahan TBC, di salah satu hotel di Manokwari, Rabu, (20/11/24).

Kegiatan ini diadakan sebagai respons terhadap tingginya angka kasus TBC di Papua Barat. Berdasarkan data, pada tahun 2023, terdapat 2,693 kasus TBC yang ditemukan dan diobati dari estimasi target 4,910 kasus, dengan cakupan mencapai 54,84%.

Sementara itu, dari Januari hingga Oktober 2024, sebanyak 2,659 kasus telah teridentifikasi, melebihi target 3,260 kasus dengan capaian 81,47%.

“Pencapaian ini cukup membanggakan, dengan posisi Papua Barat menempati urutan keempat tertinggi secara nasional. Namun, upaya ini perlu dipertahankan dan ditingkatkan, khususnya dalam penemuan kasus TBC di layanan swasta,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat, dr. Alwan Rimosan.

Capaian treatment success rate pada tahun 2023 yang hanya mencapai 70,56% untuk TB sensitif dan 25% untuk TB resisten obat (RO).

“Kami berharap target minimal 95% dapat tercapai melalui kolaborasi semua pihak,” tuturnya.

Dari evaluasi kasus antara Januari hingga Mei 2024, tercatat 57 kematian akibat TB SO dan 1 kematian akibat TB RO, dengan angka kematian sebesar 5,6%.

Ia menekankan pentingnya peran tenaga kesehatan dan organisasi profesi dalam mendukung eliminasi TBC.

KOPI TB telah dibentuk di tingkat nasional sejak 2018 dan di Papua Barat pada 2019, bertujuan untuk memperkuat sinergi lintas organisasi dalam mendukung program eliminasi TBC, meningkatkan kualitas pelayanan, dan mendorong advokasi kebijakan dari pemerintah daerah.

dr Alwan berharap kepada organisasi profesi seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), dan organisasi lainnya untuk mensosialisasikan regulasi terkait tatalaksana TB, serta memastikan anggota mereka melaporkan kasus yang ditemukan.

Selain itu, diharapkan juga agar organisasi kesehatan masyarakat bisa membantu dalam pengembangan program promosi kesehatan yang berfokus pada pencegahan TBC.

Ia mengajak seluruh pihak untuk bekerja sama dengan komitmen yang kuat dan berkesinambungan dalam upaya penanggulangan TBC.

“Terima kasih kepada semua yang telah mendukung kegiatan ini, mari kita bersama-sama berjuang untuk mengatasi TBC demi kesehatan masyarakat,” tutupnya dengan penuh semangat. (ALW/ON).

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles

error: Hati-hati Salin Tanpa Izin kena UU No.28 Tahun 2014 Tentang HAK CIPTA dan/atau UU RI No.19 Tahun 2016 atas perubahan UU RI No.11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE)