Orideknews.com, Manokwari, – Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat mengadakan On The Job Training (OJT) Penyelidikan Epidemiologi Malaria di salah satu hotel di Manokwari.
Kegiatan ini diikuti oleh 15 peserta yang terdiri dari penanggung jawab program malaria dari Dinas Kesehatan dan Puskesmas di Kabupaten Fakfak, Kaimana, dan Teluk Bintuni, serta menghadirkan pemateri dari Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat, termasuk kepala dinas dan pengelola Program Malaria dari The Global Fund. Kegiatan akan berlangsung 19-22 Agustus 2024.
Ketua panitia pelaksana, Billy G Makamur, menjelaskan, tujuan pelaksanaan OJT ini adalah untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan peserta dalam melakukan penyelidikan epidemiologi dengan efektif, menggunakan pendekatan 1-2-5.
“Mengembangkan kompetensi peserta dalam penyelidikan epidemiologi, serta meningkatkan pemahaman mereka tentang strategi pengendalian malaria, termasuk penemuan dan pengobatan kasus, pengendalian vektor, dan kegiatan pencegahan,” ujarnya.
Kegiatan ini bertujuan untuk membantu membangun tim epidemiologi yang kompeten dan berdaya guna dalam upaya pencegahan dan pengendalian malaria.
Peserta diharapkan dapat merancang dan melaksanakan program pencegahan malaria yang terintegrasi, berdasarkan hasil analisis data epidemiologi.
Di samping itu, mereka juga diajarkan cara mengevaluasi efektivitas intervensi pengendalian vektor dan mengidentifikasi kebutuhan penyusunan strategi yang tepat.
OJT ini mencakup berbagai kegiatan, seperti presentasi narasumber, praktek lapangan, diskusi, dan perencanaan tindak lanjut.
Kegiatan ini didukung sepenuhnya oleh dana Global Fund (GF) untuk Komponen Malaria Provinsi Papua Barat Tahun 2024.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat, dr. Feny Mayana Paisey, melalui Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat, dr. Nurmawati, menekankan pentingnya kompetensi tenaga kesehatan dalam menentukan apakah suatu kasus adalah indigenous atau impor.
“Kami berharap apa yang kami kerjakan selama beberapa hari ini dapat memastikan validitas data dalam penetapan kasus indigenous maupun kasus impor,” jelas dr. Nurmawati.
Dengan praktek langsung di lapangan, diharapkan peserta OJT dapat menyerap ilmu yang didapat dan mengimplementasikannya di daerah masing-masing, sehingga dapat berkontribusi lebih baik dalam pengendalian dan pencegahan malaria di masing-masing kabupaten. (ALW/ON)