Orideknews.com, Manokwari, – Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat mengadakan kegiatan koordinasi untuk menyusun perencanaan kebutuhan peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) dalam program Tuberkulosis (TBC) di tingkat kabupaten. Kegiatan ini dilangsungkan di salah satu hotel di Manokwari dan berlangsung 1-3 Agustus 2024.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat, dr. Feny Mayana Paisey, menjelaskan tujuan utama kegiatan ini adalah untuk membentuk tim yang akan melakukan pelacakan kasus TBC di lapangan.
Setiap kasus positif TBC yang terkonfirmasi secara bakterologis akan diikuti dengan pemeriksaan terhadap kontak erat, baik dalam keluarga maupun orang-orang yang sering berhubungan dengan pasien tersebut.
“Dengan diagnosa dini, kita harapkan dapat segera menemukan dan mengobati pasien, sehingga rantai penularan dapat diputus,” ujar dr. Feny.
Ia menekankan pentingnya komunikasi yang baik dan motivasi dalam melakukan tes kepada orang-orang yang dijumpai di lapangan.
Tim yang dibentuk juga akan melakukan pelacakan terhadap pasien yang sebelumnya telah berobat tetapi kemudian putus pengobatan. Mereka akan mengunjungi rumah pasien untuk mendorong agar pasien kembali melanjutkan pengobatan.
dr. Feny menegaskan bahwa berhenti berobat tidak hanya berisiko bagi kesehatan individu, tetapi juga dapat membahayakan keluarga dan orang-orang terdekat.
“Tim ini akan mencari mereka yang sudah terdiagnosa TB namun belum memulai pengobatan, dan memberikan komunikasi yang efektif untuk mendorong mereka mengikuti program TB,” tambahnya.
Kegiatan ini merupakan bagian dari rencana aksi Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat untuk mempercepat penemuan dan pengobatan TBC serta meningkatkan angka kesembuhan pasien.
Peserta yang diundang untuk mengikuti kegiatan ini adalah tenaga pengelola program TBC dari beberapa Puskesmas, serta tenaga promosi kesehatan yang telah dilatih.
“Dengan pola ini, diharapkan tim yang telah dilatih dapat melanjutkan kegiatan di lapangan menggunakan dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) masing-masing Puskesmas,” jelas dr. Feny.
Ia menambahkan bahwa terdapat dana dalam DAK non fisik di Puskesmas untuk melakukan investigasi kontak serta pemantauan minum obat, sehingga dapat digunakan untuk menekan angka kesembuhan pasien dapat semakin meningkat.
Dengan inisiatif ini, Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat berharap dapat menjadi role model bagi Puskesmas lainnya dalam upaya penanganan TBC. (ALW/ON).