Orideknews.com, Manokwari, – Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat melakukan advokasi di Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Sorong Kampus Manokwari terkait percepatan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio di kabupaten Manokwari.
Pengelola Program Imunisasi Dinkes Papua Barat, Hendrik Marisan mengatakan, dalam rangka menggenjot capaian PIN Polio di kabupaten Manokwari, pihaknya menggandeng mahasiswa Poltekkes, membantu petugas di Puskesmas Amban, Sanggeng dan Wosi.
Menurut Hendrik, sesuai evaluasi Dinkes Papua Barat, capaian di kabupaten Manokwari masih rendah yakni dibawah 50 persen.
“Kami meminta bantuan dari mahasiswa Akper untuk membantu teman-teman di Puskesmas untuk percepatan dalam pemberian imunisasi polio. Jumlah yang diturunkan ini sekitar 40-50 orang yang akan membantu teman-teman Puskesmas di lapangan,” ucap Hendrik, Selasa, (4/6/24).
Dinkes Papua Barat menargetkan sebelum tanggal 8 Juni 2024, Kabupaten Manokwari sudah mencapai target nasional yaitu 95 persen imunisasi tetes Polio untuk semua anak umur 0-7 tahun.
Selain di kabupaten Manokwari, Hendrik berharap inovasi yang dilakukan menjadi contoh untuk diterapkan di kabupaten lain di Papua Barat.
“Kami baru belajar dari awal dari Manokwari dulu untuk mencari strategi, dengan harapan ketika dukungan Akper Manokwari ini akan menjadi sukses, maka ini bisa menjadi inovasi yang bagus untuk teman-teman di kabupaten yang lain yang ada masiswa khususnya, Poltekkes,” jelasnya.
Dikatakan Hendrik, pertanggal 3 Juni 2024, Provinsi Papua Barat baru mencapai angka 34,6 persen. Sementara Kabupaten tertinggi adalah Kabupaten Teluk Bentuni dengan capaian 50,7 persen. Sedangkan kabupaten yang lain masih di bawah 50 persen.
Mendorong cakupan di Provinsi Papua Barat, Hendrik menyebut di kabupaten pelayanan imunisasi polio terus digencarkan.
“Memang jujur bahwa teman-teman di kabupaten kota punya strategi masing-masing berbeda-beda. Misalnya di kabupaten Teluk Wondama, memang capaiannya agak lambat karena memang cuaca juga tidak mendukung di lapangan,” pungkas Hendrik.
Ia mengaku, rendahnya cakupan PIN Polio di kabupaten adalah bukan saja dari masyarakat, tetapi masalah alam juga menjadi kendala. Kabupaten Kaimana misalnya, PIN Polio terhambat, karena saat ini cuaca kurang baik.
“Kabupaten Teluk Wondama dengan posisi hujan tiap hari sehingga mengganggu aktivitas teman-teman dalam melaksanakan PIN Polio, begitu juga dengan kabupaten yang lain,” tambah Hendrik.(ALW/ON)