OridekNews.com, MANOKWARI, – Kinerja ekspor pertanian 3 tahun terakhir, terus mengalami pertumbuhan positif. Hal tersebut menjadikan Indonesia dinilai sebagai salah satu negara yang kuat, karena mampu menghadapi berbagai resesi dunia berkat sektor pertanian.
Diawal tahun 2023, Kementerian Pertanian melalui Pusat Pendidikan Pertanian (Pusdiktan) kembali menggalakkan lahirnya pengusaha petani milenial yang mampu tembus di pasar global.
Hal ini selaras dengan gagasan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) untuk mendorong sepenuhnya munculnya para eksportir produk pertanian dari kalangan milenial guna meningkatkan volume ekspor tanah air.
“Petani Milenial harus mampu Menjadi Pelopor Pembangunan Pertanian dalam meningkatkan produktifitas dan daya saing produk pertanian. Kalian adalah pasukan khusus dalam mengatasi krisis pangan global,” ungkap SYL.
“Kondisi dunia saat ini membutuhkan Tangan-tangan kreatif anak muda dalam memperkuat ketahanan pangan nasional. Apalagi Indonesia sebagai negara besar memiliki tanah yang subur dan bisa ditanami apa saja yang dibutuhkan masyarakat dunia,” tambahnya.
Pada pelaksanaan Millenial Agriculture Forum (MAF) volume 4 edisi 1 yang dilakukan Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Manokwari, membangkitkan semangat milenial mengetahui peluang pasar ekspor dengan menghadirkan 2 Srikandi Pertanian yaitu Herlia Pratiwi Patompo (eksportir/Petani Milenial) dan Jatu Barmawati (Sekertaris Jendral Duta Petani Milenial) untuk berbagi pengalaman pada bidang ekspotir produk pertanian.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengapresiasi kegiatan tersebut. Menurutnya Srikandi petani milenial saat ini melalang buana dan membawa sektor pertanian kemanca negara.
“Bukan hanya sekedar cantik, namun juga cerdas karena dapat mendeteksi dan melihat peluang serta mengimplementasikan dengan menyediakan komoditas pertanian tanah air untuk dikirim ke pasar global,” ujar Dedi.
Pada pembukaan MAF yang bertema “Success Story Srikandi Petani Milenial Tembus pasar ekspor”, Dedi menyampaikan bahwa sesuai dengan tagline Kementerian Pertanian yaitu Maju yang berarti terus ada peningkatan produktifitas, kualitas, dan kontiunitas dari produk pertanian. Lebih kongkritnya ada peningkatan ekspor.
“Berarti 2023 ini kita harus lebih baik dari tahun sebelumnya. Ekspor 2023 juga harus lebih baik karena semua ini berujung pada kesejahteraan petani,” ungkap Dedi.
Ia menambahkan bahwa ekspor tidak hanya sekedar meningkatkan pendapatan petani, meningkatkan kesejahteraan petani, meningkatkan prekonomian nasional, meningkatkan pemerataan pendapatan dan lain sebagainya, tetapi ada yang lebih penting yaitu meningkatkan harga diri bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia dijajaran negara eksportir dunia.
Sukses berkiprah di dunia pertanian, kedua narasumber yang hadir secara online membagikan tips dan trik serta tahapan yang harus dipenuhi untuk memasuki pangsa pasar global.
Direktur Polbangtan Manokwari, Purwanta menyampaikan bahwa hadirnya srikandi pertanian mampu memberikan pembelajaran bahwasanya ekspor tidak sesulit yang dibayangkan.
“Kedua srikandi hari ini diharapkan mampu menginspirasi para sobat petani mileial khususnya tanah Papua dengan sumber daya genetic yang luar biasa. Potensi-potensi ekspor tersebut sangat memungkinkan sehingga kontribusi tanah Papua terhadap pangsa ekspor dapat terus digenjot,” papar Purwanta.
Sementara Kepala Pusdiktan, Idha Widi Arsanti yang hadir memberikan closing Statement mengakui Papua adalah suatu surga bagi pertanian Indonesia, khususnya terkait tanaman perkebunan, rempah-rempah dan sumber daya genetik lainnya yang cukup banyak.
“Hal tersebut harus terus kita dorong dan budidayakan lebih baik untuk menjaga ketahanan pangan kita. Harapannya produk yang ada dikita dan sudah dibudidayakan dapat kita dorong terus menerus untuk masuk ke pasar ekspor seiring dengan pemberdayaan petani milenial,” tegas Santi. (MRN/RR/ON).