Orideknews.com, MANOKWARI, – Kementerian Pertanian terus meningkatkan kemampuan dan kapasitas sumber daya manusia (SDM) pertanian. SDM pertanian diharapkan memperbarui dan menambah pengetahuan untuk dapat mengikuti perkambangan zaman.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui pelatihan asesor kompetensi, seperti yang dilaksanakan Polbangtan Manowari, salah satu UPT di BPPSDMP Kementan.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan bahwa peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) pertanian yang profesional dapat dilakukan melalui pendidikan, pelatihan vokasi maupun sertifikasi profesi
“SDM adalah kunci dari pembangunan pertanian. Oleh sebab itu, untuk meningkatkan produktivitas maka kita harus meningkatkan dahulu SDM-nya,” katanya.
Sementara terpisah Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDMP Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, juga mendukung upaya pengembangan SDM disegala lini.
“Pengembangan SDM merupakan langkah awal dari proses untuk menentukan uji kompetensi yang dilakukan dapat berjalan sistematis dan objektif, yang mengacu pada standar kompetensi kerja nasional Indonesia, standar internasional, dan standar khusus,” katanya.
Untuk mewujudkan profesionalisme SDM pertanian dalam mendukung pembangunan pertanian Indonesia, tim asesor dari politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Manokwari mengikuti pelatihan Asesor Kompetensi yang digelar oleh CV Ahmad Putra yang bekerja sama dengan LSP Penyelenggara Produk Halal Indonesia dan Politeknik Pertanian Negeri Pangkep.
Kegiatan yang di gelar di hotel Royal Bay Makassar, diikuti oleh 6 orang dari Polbangtan Manokwari dengan tujuan untuk meningkatkan kompetensi sebagai asesor karena keberadaan asesor yang berkompeten memiliki peranan strategis dalam menentukan kualitas setiap uji kompetensi yang dilakukan.
Menurut Kepala Unit Penjaminan Mutu (UPM) Polbangtan Manokwari, Carolina Diana Mual, Pelatihan Asesor Kompetensi bertujuan untuk meningkatkan kompetensi sebagai seorang asesor. Khususnya untuk mendukung pelaksanaan uji kompetensi secara khusus bagi mahasiswa dan alumni agar mendapat pengakuan kompetensi, sehingga dapat bersaing di Dunia Usaha maupun Dunia Industri (DUDI).
“Saya harap kedepan setiap dosen dapat meningkatkan kompetensi sebagai asesor sehingga dalam penyusunan kurikulum dan proses pembelajaran dapat sesuai dengan standar baik Standar Internasional, Standar nasional (SKKNI) maupun standar khusus yang dapat selaras dengan DUDI,” tutur Carolina.
Kegiatan pelatihan asesor tersebut sekaligus bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan daya saing lulusan pendidikan vokasi serta mendukung penguatan program revitalisasi pendidikan vokasi.
Revitalisasi pendidikan vokasi pertanian sangatlah diperlukan, terutama dengan melibatkan secara konkret industri yang bergerak di bidang pertanian, dalam penyelarasan kurikulum, peluang magang mahasiswa dan juga dosen, serta serapan lulusan dari lembaga pendidikan vokasi pertanian ke industri terkait. (RR/ON)