Orideknews.com, Manokwari,– Wakil ketua Asosiasi Kerukunan Peternak Ayam Petelur Manokwari, Farid Maulana berharap Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Papua Barat selaku kumpulan pengusaha sukses di Papua Barat melindungi dan mendukung Usaha Mikro Kecil dan Menengah yang banyak tumbuh di Papua Barat dan sedang menghadapi permasalahan di tengah situasi Pandemi Covid-19 saat ini.
Menurut Farid, dalam 5 bulan terakhir, pihaknya mencatat telah lahir puluhan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang bergerak dalam usaha peternakan khususnya peternakan ayam petelur di Manokwari dan menariknya terdapat 3 orang asli Papua yang tergabung dalam asosiasi dan menggeluti usaha ini.
Dia menjelaskan bahwa, usaha peternakan ayam petelur merupakan usaha UMKM yang cukup menjanjikan, karena selain mudah dalam hal pemeliharaannya, modal yang dibutuhkan juga relatif kecil tergantung pada jumlah populasi yang dikembangkan.
“Usaha ayam petelur sebagai usaha UMKM ini masih sangat menjanjikan dan berpotensi di kabupaten Manokwari sebagai ibukota provinsi Papua Barat, karena selain mudah, tidak dibutuhkan ketrampilan khusus dan bisa diusahakan oleh siapa saja, juga tidak membutuhkan areal yang sangat luas,” ungkap Farid Maulana kepada wartawan, belum lama ini.
Namun demikian, dirinya menjelaskan bahwa usaha ini sangat rentan terhadap persaingan usaha yang kurang sehat jika kurang keberpihakan pemerintah terhadap jenis UMKM ini, karena segala input mulai dari bibit, pakan serta rantai tataniaga pemasaran produknya (telur) sangat mudah dimainkan oleh para pemodal besar.
“Negara kita kan menganut sistem ekonomi demokrasi dan pancasila, tidak menganut sistem ekonomi kapitalis, sehingga sudah sewajarnya pemerintah dan juga lembaga ekonomi profesi bersama-sama berkewajiban melindungi dan mendukung UMKM sebagai pelaku ekonomi lemah, agar tidak terlindas oleh para pemodal besar, yang berpotensi dapat terjadi pada UMKM peternakan ayam petelur ini,” tutur Farid.
Dewan Pengawas Asosiasi Kerukunan Peternak Ayam Petelur Manokwari, Yotam Senis sangat berharap, KADIN Papua Barat sebagai lembaga profesi para pengusaha besar dapat mendorong lahirnya regulasi yang dapat melindungi peternak kecil serta menghimbau anggotanya agar tidak melakukan bisnis pada sektor-sektor usaha yang dapat dilakukan oleh UMKM, terlebih di era pandemi Covid-19 saat ini.
“Untuk bisnis yang sifatnya receh, kami berharap biarlah itu dilakukan oleh UMKM kita, jangan semua dikuasai oleh pemodal besar, karena pada era krisis ekonomi 1998 atau tidak usah mundur terlalu jauh, diera pandemi covid-19 saat ini saja lah, sektor UMKM inilah yang mampu bertahan bahkan tumbuh,” tegas Yotam.
Dia menyebut, hal ini selaras dengan penegasan dan data yang disampaikan Menteri Pertanian Republik Indonesia, bahwa sektor pertanianlah yang mampu bertahan di era pandemi saat ini bahkan yang nilai ekspornya meningkat, bisa jadi karena UMKM dan sektor pertanian merupakan kebutuhan sehari-hari utamanya kebutuhan perut atau kebutuhan pokok yang tetap dibutuhkan diera pandemi saat ini.
“Saya sebagai anak asli Papua juga ingin belajar usaha seperti saudara-saudara saya yang lain, jadi tolong para pemodal, pengusaha besar, berikan kami kesempatan, jangan semua mau dikuasai,” beber Yotam.
Harapan senada juga diungkapkan Anggota Asosiasi Peternak Ayam Petelur Manokwari lainnya, Jhon Dowansiba kata dia, perlunya pemerintah daerah membuat regulasi yang dapat melindungi UMKM dari persaingan pengusaha besar, karena animo masyarakat untuk mengusahakan ayam petelur ini sedang tumbuh.
“Harapan kita, pemerintah melindungi UMKM peternak ayam petelur seperti kami dengan membuat regulasi yang berpihak pada kami, karena kalo hal ini dibiarkan tentu kami akan kalah bersaing dengan para pemodal besar, karena modal kami masih terbatas tentu produksi kami juga masih terbatas,” terangnya.
Lebih lanjut, jelas Jhon, sebenarnya banyak orang asli Papua yang berminat menggeluti usaha ayam petelur, sebagai usaha UMKM yang dapat membantu ekonomi masyarakat kecil utamanya anak asli Papua terlebih ditengah pandemi covid-19 saat ini.
Diterangkannya, bahwa saat ini keluarga dan beberapa saudaranya serta sejumlah anak-anak muda asli papua sudah sangat tertarik untuk mengusahakan beternak ayam petelur ini, namun demikian dirinya sangat berharap agar pemerintah melindungi peternak kecil yang sedang tumbuh saat ini.
“Puji Tuhan kami sudah memulai dan beberapa keluarga dan saudara saya tertarik untuk mengusahakan ayam petelur ini, harapannya pemerintah bisa tegas membuat regulasi, berapa harga atas dan harga bawah telur lokal ini, karena kalo ini dibiarkan kita perang-perangan harga seperi ini, semangat dan animo masyarakat ini akan pupus utamanya peternak pemula,” sebutnya.
Menurut Jhon, dengan semakin banyaknya minat anak asli Papua yang berwirausaha dibidang peternakan ayam petelur ini akan sangat baik karena akan sangat membantu perekonomian daerah disamping juga akan sangat baik untuk membangkitkan jiwa kewirausahaan anak asli Papua, dan tidak terus mengincar pekerjaan sebagai Pegawai Negeri Sipil.
“Kasihan teman-teman dan saudara saya yang baru belajar beternak, belum apa-apa sudah dihadapkan pada perang-perangan harga seperti ini, kalo bisa Kadin bisa mendorong pemerintah daerah untuk hal ini, karena kalo tidak ada regulasi yang tegas, kami juga mau menegur salah-salah, karena kita tidak tahu regulasinya,” pungkas Jhon.
Semntara itu, Ketua Kamar dagang Industri (Kadin) Papua Barat, Imanuel Yenu yang dihubungi lewat sambungan telepon belum memberikan respon. (drh/ALW/ON)