Orideknews.com, MANOKWARI, – Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan (Hakli) Provinsi Papua Barat melalui laporan kemitraan Hakli Unicef tahun 2019 menyebut, sesuai hasil survei Program Sanitasi Sekolah atau WinS (WASH in School) ditemukan masih 5 persen atau satu sekolah yang memiliki toilet dalam kategori baik yaitu SD Inpres 20 Nuni.
Dalam laporan yang diperoleh media ini, Senin, (16/11/2020) mayoritas toilet atau 70 persen dalam kondisi cukup baik, dan sebanyak empat sekolah atau 20 persen memiliki kondisi toilet yang buruk.
Kondisi toilet yang buruk, dipengaruhi minimnya ketersediaan air yang memadai, rasio jumlah toilet yang tidak sesuai, termasuk kondisi toilet yang tidak selalu bersih dan berfungsi.
Bahkan dalam laporan 58 halaman ini, masih terdapat sekolah yang belum memiliki toilet siswa sama sekali yaitu SD Negeri 54 Aipiri. Terkait dengan sarana CTPS (cuci tangan pakai sabun), meski tersedia air bersih namun di beberapa sekolah fasilitas CTPS berada pada kondisi memprihatinkan.
Kemudian, sebanyak 11 sekolah 55 persen memiliki sarana CTPS yang buruk, dimana sembilan diantaranya tidak memiliki sarana CTPS.
Selain itu, hanya 30 persen sekolah yang memiliki sarana CTPS dengan kategori baik. Tidak hanya itu, kondisi saluran pembuangan air (drainase) juga perlu mendapat perhatian khusus.
Baru 13 sekolah yang memiliki saluran air limbah dari kamar mandi (bukan toilet), dan 7 sekolah yang belum memiliki saluran air limbah dari kamar mandi,” bebernya.
Berdasarkan hasil survei, ada tiga indikator yang membutuhkan perhatian khusus, yaitu saluran air (drainase), sarana CTPS dan fasilitas menstruasi.
Secara umum, rasio jumlah toilet murid masih belum ideal. Ada beberapa sekolah yang memiliki rasio 1:75 untuk toilet laki-laki bahkan 1:80 untuk toilet perempuan, sehingga masih dibutuhkan penambahan fasilitasi toilet yang baru.
Sekalipun sarana air bersih tersedia pada beberapa sekolah namun dengan pengelolaan yang buruk beberapa toilet dan sarana CTPS tidak memiliki air bersih. Hal ini diperburuk dengan minimnya dana pemeliharaan.
Kebiasaan CTPS juga, dijelaskan bahwa, harus diperhatikan karena belum semua sekolah konsisten mempraktekkan setiap hari. Bahkan Edi membeberkan, masih ada sekolah yang muridnya terpaksa buang air besar tidak ditempatnya.
Secara umum dari survei itu, dapat dianalisis kategori sanitasi sekolah sasaran. Status ini dihitung melalui prosentase kelayakan sanitasi setiap poin survei dengan standar mutu yang telah ditetapkan.
Berdasarkan perhitungan tersebut didapatkan data status sanitasi
sekolah menyatakan, hasil survei WinS didapatkan bahwa ada 6 atau 30 persen sekolah yang memiliki
raport bintang satu yaitu SDN 01 Manokwari, SD Inpres 22 Wosi, Sd Inpres 48 Inggramui, SDN 06 Wosi, SDN 8 Arfai, dan SD Inpres 18 Subsay. Sementara masih terdapat 70 persen sekolah yang berkategori di bawah standar sekolah bersih. (ALW/ON).