Sebagai ketua Ikatan, dia mempunyai tanggungjawab yang cukup besar untuk mengakomodir semua alumni dalam satu wadah besar alumni SMA Oikumene yang ada Manokwari.
“Jadi tujuan daripada pembentukan ikatan ini kan mempunyai program atau kinerja diantaranya konsulidasi terkait dengan jumlah alumni yang tersebar di Tanah Papua,” ungkap Markus Waran yang juga menjadi sebagai Bupati Mansel saat ini.
Kata dia, pengurus akan melakukan pendataan secara statistik dan setelah pendataan dilanjutkan dengan konsolidasi pembentukan ikatan alumni tingkat kabupaten dan kota.
“Setelah itu, baru kita menindaklanjuti beberapa program-program yang nanti akan dibicara terkait dengan pendidikan khususnya ditingkat SMA Oikumene mulai dari sekarang ini dan kedepan,”tutur Waran.
Dia mengaku, dengan terbentuknya Ikasoma tersebut, diharapkan sumber daya manusia (SDM) dari para dewan guru SMA Oikumene akan ditingkat, hal itu juga sudah dikoordinasikan dengan Kepala Sekolah.
“Sehingga secara berjenjang kita terus komunikasi dengan lembaga-lembaga terkait terutama pemerintah agar kita bisa memberikan topangan terutama bagi SMA Oikumene, karena SMA Oikumene ini terbentuk di zaman Isak Samuel Kijne,”ungkapnya.
Waran menuturkan, ada banyak orang menyebut SMA Oikumene merupakan sekolah buangan atau sekolah yang tertinggal. Tetapi kenyataannya, itu banyak menghasilkan orang-orang penting di Tanah Papua seperti Gubernur, Bupati, DPR, Pendeta dan lain sebagai.
Bahkan, sebut Waran, sekolah Oikumene tidak saja mendidik anak-anak Kristen, tapi juga mendidik anak sekolah dari agama lain dan itu punya pengalaman tersendiri untuk menceritakannya kepada siapa pun yang menempuh pendidikan di SMA Oikumene.
“SDM di sekolah ini akan terus digenjot, kita akan terus membantu sekolah melalui dewan guru dan kepala sekolah. Sehingga ada hal-hal yang belum ada seperti UNBK, tetapi luar biasa sekolah ini sudah memiliki ruang computer tetapi belum ada laboratoriumnya, maka kita akan berusaha untuk membangunnya,” ucap Waran. (ALW/ON)