Orideknews.com, MANOKWARI, – Gubernur Provinsi Papua Barat, Dominggus Mandacan melepas perdana Rumput Laut Jenis Sakol (eucheuma cottonii) sebanyak 20 ton pada Selasa, 27 Oktober 2020 di Pelabuhan PT. PELINDO IV, Jl. Siliwangi Manokwari, Papua Barat.
Rumput laut yang dilepas dengan tujuan Surabaya ini, merupakan hasil budidaya petani Orang Asli Papua (OAP) Kampung Yende, Kampung Mena dan Kampung Niap (Distrik Roon), Kampung Yembekiri, Kampung Nusorowi dan Kampung Isenebuai (Distrik Rumbepoon) dan Kampung Yomber, Distrik Yoswar Kabupaten Teluk Wondama.
Pada kesempatan itu, Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan mengaku sangat bangga karena Papua Barat kembali melakukan pelepasan perdana produk rumput laut yang merupakan komoditas unggulan daerah. “Walaupun dalam situasi yang tidak menentu akibat pandemi covid-19 sambil tetap menjaga protokol kesehatan,” kata Gubernur.
Dia menyebut, hal yang dilakukan Pemprov Papua Barat adalah sebuah contoh kerjasama yang baik, antara Pemerintah Pusat (Kementerian Desa dan Daerah Tertinggal), Pemerintah Daerah (Provinsi dan Kabupaten Teluk Wondama), Mitra Pembangunan (Unit Perubahan Iklim dari Pemerintah Kerajaan Inggris (UKCCU) – sebagai donor), program Pertumbuhan Ekonomi Hijau (sebagai mitra pendamping dan implementator), UD. Nadifah sebagai pembeli dan petani orang asli papua yang mendapat pendampingan.
“Tentunya dibutuhkan kepemimpinan untuk mengkoordinir semua proses untuk bisa berjalan sesuai rencana dan ini yang dimainkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Papua Barat sebagai koordinator mitra pembangunan,” ungkap Gubernur.
Menurut Gubernur, pengembangan rumput laut sebagai salah satu komoditas lokal unggulan non deforestasi di Papua Barat adalah program prioritas dan kebijakan utama Pemerintah Daerah Provinsi Papua Barat dalam rangka pembangunan ekonomi hijau yang berkelanjutan.
Gubernur menyebut, rencana pengembangan komoditas rumput laut telah menjadi perhatian dan telah disusun dalam grand disain Investasi Hijau Papua Barat dan peta jalan pengembangan komoditas unggulan non deforestasi. “Dan untuk lebih mengefektifkan upaya-upaya ini, saya telah memerintahkan untuk dibentuk satuan tugas komoditi unggulan (termasuk untuk komoditi rumput laut) yang beranggotakan para pihak dari sektor hulu sampai hilir, termasuk salah satu anggotanya adalah pihak mitra pembangunan program pengembangan ekonomi hijau,” jelasnya.
Gubernur lalu menyampaikan agar lebih ditingkatkan hasil produksi dan nilai tambah produk rumput laut, perlu segera disusun rencana induk pengembangan dan rencana usaha (bisnis plan) – sehingga lebih terarah, efisien dan efektif pengembangan komoditas ini.
Kemudian, kepada OPD teknis terkait di pemerintah daerah Provinsi Papua Barat dan kabupaten teluk wondama, diminta mengambil peran lebih besar dalam pembinaan petani rumput laut Orang Asli Papua sehingga akan lebih cepat peningkatan produksi, pendapatan dan kesejahteraan.
“Kepada pihak perbankan mohon bantuannya untuk dapat memberikan asistensi dalam rangka peningkatan kapasitas petani dan permodalan dalam usaha budidaya rumput laut,” tutur Gubernur.
Mantan bupati Manokwari ini berharap, perlu dukungan semua pihak untuk menciptakan iklim yang kondusif bagi pertumbuhan industri dan ekonomi kreatif dan inovatif, terutama di kalangan petani dan nelayan yang membudidayakan rumput laut.
“Juga bagaimana memperbaiki rantai pasok sehingga lebih murah biaya pengiriman / distribusinya dan akan meningkatkan harga produk di tingkat petani,” tutup Gubernur. (ALW/ON)