Oleh: Rinto Herry Mambrasar, S.Si., M.Si
“Puji Tuhan” pelimpahan wewenang dari Kemenkes ini semoga bisa membantu seluruh rumah sakit yang ada di Tanah Papua untuk melakukan pemeriksaan sampel PDP covid-19. Tenaga medis di seluruh kabupaten/kota di Tanah Papua yang ada saat ini harus memiliki keterampilan khusus untuk mengambil sampel berupa cairan atau lendir yang ada di dalam tenggorokan PDP covid-19 dan dapat mengemas sampel tersebut seaman mungkin untuk dikirim ke Balai Litbangkes Papua di Kota Jayapura.
Sampel tersebut harus dilengkapi dokumen Material Safety Data Sheet (MSDS) dan dicantumkan penjelasan yang sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) maskapai penerbangan. Sampel PDP harus diperlakukan sebagai barang yang berbahaya, karena sampel PDP itu bisa menularkan virus covid-19.
Balai Litbangkes Papua saat ini masih memiliki sejumlah kendala seperti baju pelindung diri untuk staf laboratorium dan tenaga medis di daerah yang akan memeriksa dan mengambil sampel PDP covid-19. Sedangkan reagen untuk melakukan pengujian sampel PDP covid-19 telah tersedia. Menurut Kepala Balai Litbangkes Papua (dr. Antonius Oktavian, M. Kes.), reagen yang tersedia saat ini diperkirakan cukup untuk memeriksa 100 sampel PDP covid-19.
Lebih lanjut, dia menyatakan, pemeriksaan sampel PDP covid-19 dilakukan langsung oleh staf Litbangkes Papua dan 12 laboratorium jejaring lainnya yang sudah dilatih di Jakarta untuk melakukan pemeriksaan PDP covid-19. Artinya, SDM Balai Litbangkes Papua dan 12 laboratorium jejaring lainnya kini sudah siap dan tidak perlu staf dari Jakarta.
Sesuai protokol pemeriksaan yang ditentukan Kementerian Kesehatan RI, maka semua sampel PDP covid-19 dibagi menjadi 2 bagian, yaitu 1 bagian diperiksa di laboratorium Balai Litbangkes Papua dan 1 bagian lagi dikirim ke Jakarta sebagai laboratorium rujukan, kata dr. Antonius Oktavian, M. Kes.
Sedangkan menurut Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Papua dr. Silwanus Sumule, bila sampel PDP covid-19 yang dikirim dari kabupaten/kota sudah tiba di Balai Litbangkes Papua di Kota Jayapura, maka paling lambat 6 jam hasilnya sudah bisa diketahui. Namun apapun itu, ini progress yang sangat bagus untuk melakukan percepatan. Bila diambil minimalnya, maka laboratorium Balai Litbangkes Papua tersebut dapat melakukan pengecekan maksimal 2 hari.
Kecepatan dan ketepatan dalam pengecekan sampel PDP covid-19 sangat penting. Dengan hasil laboratorium yang cepat dan tepat, maka pemerintah juga dapat ambil tindakan yang tepat dan cepat untuk penangganan PDP covid-19 tersebut. Hasil laboratorium yang menentukan perlakuan terhadap PDP covid-19. Kalau yang sudah positif bagaimana, yang negatif bagaimana. Jadi semakin cepat dan tepat hasil yang diperoleh, maka semakin baik pula penangganannya.
Harapannya semoga laboratorium Balai Litbangkes Papua ini terus ditingkatkan tidak hanya untuk covid-19 saat ini saja tetapi juga untuk vektor dan reservoir penyakit umum lainnya di Tanah Papua. Peningkatan yang diperlukan seperti bangunan gedung, Sumber Daya Manusianya, dan alatnya seperti Time Real Polymerase Chain Reaction (TM–PCR) dan Sequencing. TM–PCR untuk melihat apakah keluarga dari covid-19 yang ada di dalam tubuh pasien sedangkan Sequencing untuk memastikan apakah virus itu merupakan virus covid-19 atau bukan.
Kita sebagai masyarakat di Tanah Papua agar tidak panik dalam menyikapi informasi penyebaran covid-19, harus menjaga kesehatan dan kebersihan, dan tidak mengunjungi tempat-tempat keramaian. Mari kita bersama-sama memutuskan rantai penyebaran covid-19 ini dengan tetap berfikir positif. Bagi warga dan keluarga yang mengalami flu, batuk, sakit, dan demam, diharapkan dapat memeriksakan diri ke rumah sakit agar bisa cepat ditangani.
Bagi penulis, sosialisasi terkait pencegahan covid-19 di Tanah Papua harus dilakukan dengan pendekatan khusus. Masyarakat Papua harus tahu tentang upaya pencegahan covid-19. Tanah Papua secara informasi masih kurang, maka harus melakukan sosialisasi khas Papua. Di sisi lain, kita sebagai masyarakat harus patut mendengar, mendukung, dan melaksanakan program social distancing untuk menekan penyebaran covid-19 di atas Tanah Papua. (***)
Penulis merupakan pemilik hobi membaca dan meneliti ini Lahir di Manokwari. Anggota Entomologi Papua. Hasil penelitian dimuat dalam bentuk Buku dan Jurnal International SUGAPA (SUara serangGA PApua) dan Jurnal Biologi Papua.