OridekNews.com, MANOKWARI, – Keseriusan Kementerian Pertanian dalam menghadapi tantangan krisis pangan yang melanda dunia saat ini dengan menciptakan berbagai trobosan untuk terus meningkatkan ketahanan pangan nasional.
Salah satu terobosan yang kini menjadi bagian dari program unggulan yaitu Sagunesia ‘Sagu untuk Indonesia’. Sagu merupakan tanaman asli Indonesia yang memiliki potensi besar dalam menyuplai kebutuhan karbohidrat pengganti beras.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa Indonesia memiliki berbagai jenis pangan pokok pengganti beras yang bisa memenuhi sumber karbohidrat masyarakat, salah satunya yaitu sagu.
“Kita memiliki 3 juta pohon sagu, sehingga masyarakat tidak harus bergantung pada satu komoditas pangan saja,” ajak Syahrul.
Senada dengan Mentan, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa Indonesia memiliki banyak pangan lokal yang sudah menjadi kearifan lokal diberbagai daerah.
“Negeri kita kaya akan pangan lokal seperti sagu, jagung, ubi, singkong dan banyak lagi lainnya. Semua tentu didukung dengan tanah yang subur berserta sumber daya yang ada untuk menunjang tanaman tumbuh subur,” terang Dedi.
Untuk mensukseskan program Sagunesia di wilayah timur, Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Manokwari mengaplikasikan dalam kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Hal tersebut dilaksanakan dalam bentuk Praktik Kerja Mahasiswa (PKM) semester 7 program studi Teknologi Produksi Tanaman Perkebunan (TPTP).
Sebanyak 26 orang mengikuti program MBKM Sagunesia dengan tujuan untuk mendorong mahasiswa belajar mengembangkan potensi hulu dan produk hilirisasi dari tanaman sagu.
Wakil Direktur 1, Oeng Anwarudin menjelaskan bahwa kegiatan PKM mahasiswa berlangsung di 2 kabupaten yaitu Sorong dan Sorong Selatan.
“Kegiatan MBKM ini serentak dilaksanakan mulai semester ini oleh 6 Polbangtang. Khusus untuk Polbangtan Manokwari, kegiatan MBKM difokuskan pada program Sagunesia yang merupakan program strategis Kementerian Pertanian di wilayah timur Indonesia,” Ungkap Oeng.
“Dengan kegiatan ini diharapkan mahasiswa dapat melaksanakan praktik kerja untuk meningkatkan kompetensi, baik soft skills maupun hard skills, agar lebih siap dan relevan dengan kebutuhan zaman. sekaligus mensukseskan program Kementan,”harapnya.
Sebelum turun ke lokasi, mahasiswa telah dibekali teknik pengolahan sagu, mulai dari pengambilan sari patih hingga pada pengolahan dalam berbagai macam produk inovasi. (MRN/RR/ON).