

Orideknews.com, Manokwari, – Kabupaten Manokwari, yang pada tahun 2022 mencatatkan angka kasus malaria tertinggi di Provinsi Papua Barat (7.325 kasus), terus berupaya menekan penyebaran penyakit tersebut.
Meskipun angka kasus telah turun drastis menjadi 71 kasus hingga April 2023, komitmen untuk mencapai eliminasi malaria pada tahun 2027 tetap teguh.
Salah satu strategi kunci yang dijalankan adalah integrasi materi pencegahan malaria ke dalam kurikulum sekolah dasar melalui program Muatan Lokal (Mulok) Malaria, didukung oleh UNICEF dan Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) Papua Barat.
Upaya ini diperkuat dengan workshop “Workshop Guru Sekolah Dasar Dalam Penerapan Mulok Malaria, Sehat Imunisasi-Gerakan Sekolah Sehat & Usaha Kesehatan Sekolah Di Kabupaten Manokwari” yang berlangsung pada 25-26 Februari 2025.
Workshop yang dihadiri oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Manokwari, pejabat Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten Papua Barat, IDAI Papua Barat-Koordinator Manokwari, UNICEF Papua Barat, dan para guru sekolah dasar ini menghasilkan delapan poin rencana tindak lanjut (RTL) untuk meningkatkan kesehatan anak di Kabupaten Manokwari.
Berikut delapan poin RTL tersebut:
1. Advokasi Kurikulum: Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat, Dinas Kesehatan Kabupaten Manokwari, UNICEF, dan HAKLI Papua Barat akan melakukan advokasi kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Manokwari untuk menetapkan kurikulum Mulok Malaria dan Gerakan Sekolah Sehat paling lambat 31 Maret 2025.
2. Surat Edaran Penerapan Mulok Malaria: Dinas Pendidikan Kabupaten Manokwari akan menerbitkan Surat Edaran tentang penerapan Mulok Malaria di tingkat SD/MI berdasarkan Peraturan Bupati Manokwari Nomor 57 Tahun 2022 tentang Eliminasi Malaria, juga paling lambat 31 Maret 2025.
3. Implementasi Mulok Malaria: Materi Mulok Malaria akan diintegrasikan ke dalam kurikulum sekolah melalui tiga opsi: pengembangan mata pelajaran Mulok Malaria tersendiri (untuk kelas 2-5), integrasi ke dalam mata pelajaran lain, atau integrasi ke dalam tema Proyek.
4. Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5): Integrasi materi pencegahan malaria akan memperkuat profil pelajar Pancasila, khususnya pada aspek bertanggung jawab dan peduli lingkungan.
5. Sehat Imunisasi – Gerakan Sekolah Sehat: Program Sehat Imunisasi dan Gerakan Sekolah Sehat akan diterapkan untuk memastikan semua anak usia sekolah mendapatkan imunisasi lengkap, termasuk melalui Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).
6. Edukasi Melalui WhatsApp: Grup WhatsApp (WAG) orang tua-guru/sekolah akan digunakan untuk menyebarkan informasi dan pesan edukasi tentang kesehatan anak (malaria, imunisasi). Dinas Kesehatan/Puskesmas akan menyiapkan draft pesan kesehatan paling lambat 31 Maret 2025.
7. Koordinasi BIAS: Puskesmas dan sekolah akan menyepakati jadwal pelaksanaan BIAS dan melakukan sosialisasi kepada orang tua.
8. Tim Pokja Gerakan Sekolah Sehat & Monitoring Berkala: Sebuah Tim Pokja Gerakan Sekolah Sehat akan dibentuk untuk memantau implementasi Mulok Malaria dan pelaksanaan BIAS. Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, dan Tim Pokja GSS akan melakukan monitoring berkala. (ALW/ON).
