Orideknews.com, Manokwari, – Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan pada Kamis, (11/7/24) menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Perluasan Areal Pertanian (PAT) Provinsi Papua Barat.
Sekretaris Daerah (Sekda) Papua Barat, Jacob Fonataba dikesempatan itu mengaku, Papua Barat saat ini ketergantungan pangan di Papua Barat yang masih tinggi. Untuk itu, perlunya peningkatan produksi pangan lokal.
“Kita masih sangat bergantung pada pangan dari luar Papua Barat, produksi kita rendah,” ujar Sekda.
Ia juga melaporkan mengenai program “two days no rice” di Papua Barat yang bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada beras.
“Saat ini, 80 persen beras yang dikonsumsi masyarakat Papua Barat berasal dari luar. Dengan jumlah penduduk mencapai 561 ribu jiwa, ini menjadi masalah serius yang harus segera kita antisipasi,” tambahnya.
Menurut Sekda, jika daerah produksi beras tidak dapat mensuplai beras, maka akan terjadi krisis pangan di Papua Barat.
Sejalan dengan arahan Pj Gubernur Papua Barat, Sekda juga menyampaikan bahwa pemerintah provinsi sedang menggarap kebun seluas 6 hektar di daerah Susweni, Manokwari, yang dikerjakan oleh Aparatur Sipil Negara (ASN) Papua Barat.
“Tujuannya bukan untuk mengalihkan pekerjaan masyarakat, melainkan untuk membuat model dan intervensi pasar,” jelas Sekda.
Ia menambahkan bahwa program ini juga bertujuan untuk menekan angka inflasi yang saat ini mencapai 3,86%. (ALW/ON).