Orideknews.com, MANOKWARI, – Mewujudkan Swasembada pangan di Papua Barat, Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Manokwari lakukan penguatan kompetensi petani melalui Pelatihan Usaha Tani Berkualitas (PETATAS), kamis (27/06/24)
Kegiatan yang diinisasi oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Papua Barat melibatkan Polbangtan Manokwari untuk melakukan pembinaan petani dalam mendorong peningkatan produktivitas pertanian dengan menggunakan pupuk organik.
Penggunaan Pupuk organik terus di gaungkan dalam mendongkrak peningkatan produksi pertanian. Melalui Program Gerakan Tani Pro Organik (Genta Organik), Kementerian Pertanian mengharapkan petani mampu melakukan pemupukan berimbang, dengan menggunakan pestisida nabati dan mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia.
Upaya tersebut sejalan Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman pada jajarannya di Kementan maupun pemerintah daerah untuk melakukan akselerasi peningkatan luas tanam dan produksi pangan 2024.
“Tidak ada basa basi membangun negeri ini. Kerja saja. Pertanian Indonesia hebat. Tahun 2017 swasembada, 2019 swasembada, 2020 swasembada. Berarti kita bisa,” kata Amran.
Sementara itu, Plt. Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi mengatakan genta organik memaksimalkan pestisida nabati, pembenah tanah, pupuk organik sesuai permintaan tanaman dengan pemupukan berimbang.
“Kalau kita tidak bijak dalam pemanfaatan pupuk kimia, agrokimia, pestisida maka tanah dan air kita akan menangis. Cara bijak yang dilakukan dapat melalui genta organik yang dapat menyelamatkan bumi”. ujar Dedi Nursyamsi.
Sinergi yang diciptakan dalam meningkatkan kompetensi petani, dilakukan pelatihan penggunaan pupuk organik yang diikuti oleh 70 peserta yang terdiri dari kelompok tani di Distrik Masni, kabupaten Manokwari Provinsi Papua Barat.
Dikesempatan itu, Dosen Polbangtan Manokwari, Muhammad Abdul Aziz, dihadapan para petani menyampaikan, genta organik adalah suatu Gerakan pertanian pro organik yang meliputi pemanfaatan pupuk organik, pupuk hayati dan pupuk pembenah tanah sebagai solusi terhadap permasalahan pupuk mahal.
“Gerakan ini mendorong petani untuk memproduksi pupuk organik, pupuk hayati dan pembenah tanah secara mandiri. Latar belakang dari gerakan ini merupakan langka dan mahalnya pupuk Kimia,” ungkapnya.
Ia mengungkapkan, solusi dari mahal dan langkanya pupuk, adalah dengan pupuk organik. Alasannya, pertama untuk menyuburkan tanah indonesia serta untuk peningkatan produksi pertanian disaat harga pupuk mahal atau langka.
Kedua, untuk menerapkan pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan dan ketiga menekan biaya produksi pertanian dengan mengurangi pupuk Kimia.
“Bahkan kita bisa menggunakan setengah dosisnya atau bahkan tidak memerlukan pupuk kimia sama sekali,” kata Aziz.
Ia menambahkan, walaupun Kementerian Pertanian (Kementan) sendiri tidak mengharamkan pupuk Kimia melainkan boleh menggunakan pupuk Kimia, namun dengan ketentuan tidak berlebihan atau mengikuti konsep pemupukan berimbang. (MRN/RR/ON).