Orideknews.com, Manokwari, – Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat berkolaborasi bersama Kejaksaan Tinggi Provinsi Papua Barat menggelar pelayanan kesehatan di SMA Villanova, Susweni, Manokwari, Senin, (11/12/23).
Pelayanan kesehatan yang digelar itu adalah imunisasi Covid-19, Tetanus Difteri (Td) Wanita Usia Subur (WUS), pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) dan skrining penyakit tidak menular (PTM).
Tidak hanya bagi kelompok remaja, kegiatan tersebut para guru juga turut berpartisipasi memeriksa kesehatan.
Kepala Kejaksaan Tinggi melalui Kasi Penkum Kejati Papua Barat, Billy Wuisan mengaku kegiatan tersebut, pihaknya turut mengambil bagian dalam pencegahan stunting di Provinsi Papua Barat.
“Kami turut memberikan support sebagai bagian dari Forkopimda di Papua Barat. Apapun kegiatan untuk kepentingan masyarakat di Papua Barat kami akan mengambil bagian,” ungkap Billy.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Papua Barat, dr. Nurmawati menyampaikan selama pelayanan imunisasi di sejumlah sekolah di Papua Barat, siswa-siswi sangat antusias.
“Respon sekolah-sekolah sangat luar biasa mendukung kegiatan yang kita lakukan,” kata dr. Nurmawati belum lama ini.
Dia menjelaskan, Tetanus Difter merupakan penyakit mematikan, bisa terjadi pada bayi yang baru dilahirkan oleh seorang ibu yang tidak punya kekebalan tubuh.
“Kegiatan ini juga untuk memastikan remaja putri di Papua Barat sudah memiliki kekebalan yang cukup, baik untuk dirinya sendiri maupun bayi yang dilahirkan,” ungkapnya.
Meski belum ditemukan kasus penyakit tidak menular di Papua Barat, langkah antisipasi perlu dilakukan dinas terkait.
“Cakupan rata-rata hampir diatas 90 persen disetiap sekolah mengikuti imunisasi Td, TTD maupun scrining PTM,” rincinya.
dr. Nurmawati berpesan kepada remaja putri, untuk dapat berpartisipasi mengikuti setiap program kesehatan pemerintah daerah.
“Kita harapkan partisipasi setiap remaja untuk kesehatan, dan mengubah perilaku hidup sehat dengan melakukan pengecekan kesehatan secara berkala untuk deteksi dini penyakit lain,” ungkap dr. Nurmawati.
Dia menghimbau, perilaku sehat lain yang perlu diperhatikan adalah pola makan, dan waktu istirahat yang cukup.
Sementara itu, Pengelola Program Imunisasi Provinsi Papua Barat, Hendrik Marisan dalam kesempatan itu menyampaikan, pihaknya memastikan remaja usia produktif imunnya terlindungi.
Program Imunisasi kata Hendrik, dilakukan berintegrasi dengan Program Kesehatan Ibu Anak dan Program Penyakit Tidak Menular.
“Kami dari program imunisasi guna melengkapi status wanita usia subur, kami harus memastikan bahwa wanita usia 15-35 tahun mereka punya status imunisasi harus lengkap mulai T1 hingga T5,” ujar Hendrik.
Selain imunisasi Td Wus, petugas juga melakukan pengukuran tinggi badan, berat serta lingkar pinggang bagi pelajar. (ALW/ON).