Minggu, Mei 25, 2025

Top 5 This Week

Related Posts

Perpusnas Gelar Bimtek SPPTIK Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial di Papua Barat

Orideknews.com, MANOKWARI, – Perpustakaan Nasional Republik Indonesia menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Strategi Pengembangan Perpustakaan – Teknologi Informasi dan Komunikasi (SPPTIK) Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial bagi 31 peserta asal kabupaten Manokwari, Bintuni dan Fakfak.

Kegiatan yang digelar disalah satu hotel di Manokwari, 7-11 Juni 2021 ini dibuka oleh Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Disarpus) Papua Barat, Abdul Fatah, S.Pd.

Pada kesempatan itu, Abdul Fatah mengatakan bimtek itu digelar bagi 3 kabupaten penerima program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial. Bimtek itu juga merupakan suatu implementasi program pemerintah yang menjadi program prioritas nasional.

“Bagaimana mendorong perpustakaan itu untuk bersinergi dengan masyarakat sebagai sarana informasi, baik itu secara langsung maupun secara informasi dan teknologi. Harapan pemerintah itu, bagaimana bersinergi dengan masyarakat supaya masyarakat bisa mendapatkan pengetahuan dari perpustakaan yang pada akhirnya, diimplementasikan dalam bentuk wujud kerja yang bisa menghasilkan dalam bentuk uang yang kemudian meningkatkan ekonomi keluarga, dan masyarakat secara keseluruhan,” jelas Abdul Fatah saat ditemui.

Menurutnya, program tersebut telah berjalan di  Papua Barat selama dua tahun. Pihaknya, lanjut Abdul Fatah berpesan agar keseriusan dari para pustakawan, pengelola perpustakaan dapat memperoleh ilmu dari strategi Bimtek tersebut.

“Ada hal-hal teknis, kiranya bisa diikuti secara baik dan bisa diimplementasikan didalam melaksanakan kegiatan-kegiatan untuk program di daerah masing-masing,” harap Abdul Fatah.

Sementara itu, salah satu Pustakawan Disarpus Papua Barat, Musri pada kesempatan yang sama menambahkan bahwa, Bimtek  SPPTIK menjadi ajang sosialiasi agar peserta memahami fungsi dari peran perpustakaan yang merupakan program nasional yakni, transformasi perpustakaan berbasis berbasis inklusi sosial.

“Jadi perpustakaan itu tidak hanya membaca, meminjam dan mengembalikan buku, tetapi mereka harus berubah, bertransformasi. Dalam hal ini peningkatan pelayanannya, kemudian pelibatan masyarakat dalam berkegiatan diperpustakaan. Kemudian juga mendukung untuk beradvokasi kepada mitra yang ada dilingkup kerja masing-masing stakeholder di Provinsi maupun kabupaten,” tutur Musri.

Dia menyebut, advokasi yang dilakukan guna mendapatkan kerjasama, baik mengenai pendanaan maupun tugas-tugas lainnya yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat  dengan memfungsikan  perpustakaan sebagai pelibatan masyarakat. “Meningkatkan ekonomi masyarakat sehingga kesejahteraan yang diharapkan oleh pemerintah bisa terwujud,” tutup Musri. (ALW/ON)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles

error: Hati-hati Salin Tanpa Izin kena UU No.28 Tahun 2014 Tentang HAK CIPTA dan/atau UU RI No.19 Tahun 2016 atas perubahan UU RI No.11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE)