Orideknews.com, MANOKWARI, – Mahasiswa PKL II dan Pendampingan Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Manokwari mengidentifikasi masalah hama pada padi sawah di Kampung Aimasi Sp3 Dsitrik Prafi, Kabupaten Manokwari, Kamis, (28/5/2020).
Salah satu mahasiswi PKL II dan Pendampingan prodi Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan, Natalia A.A Tarukallo dalam keterangannya menyatakan, pihaknya mendatangi petani padi sawah selain mengidentifikasi masalah hama, juga memberikan pemahaman tentang hama pada tanaman padi sawah guna mencegah dan menanggulangi adanya seranga pada tanaman padi sawah.
“Kerugian berupa penurunan produksi, kegagalan hasil panen diakibatkan oleh adanya serangan hama. Serangan dapat terjadi berupa infeksi pada benih, pembibitan, masa pertumbuhan, bahkan menjelang panen,” sebut Natalia.
Hama, kata dia, menyerang tanaman padi sawah sejak usia 1 bulan atau lebih. Dia menjelaskan, daun yang digulung ulat mengakibatkan terganggunya proses pematangan padi sehingga padinya mengering dan mati.
“Pemupukan pertama 1 minggu sesudah penanaman, pengobatan hama ulat gulung kalau lambat padi sawah akan mati,” ungkap Natalia.
Dikatakannya, 0-50 hari hama ulat gulung bisa dikendalikan dengan obat pestisida. Obat yang sering digunakan ada 2 obat yaitu obat fungsida pencegah jamur dan obat pestisida untuk memberantas serangga.
Menanggapi penjelasan, tentang hama, petani padi sawah, Taufik Qhuroman mengaku beberapa tahun terakhir tidak dipasok lagi bantuan oleh pemerintah.
“Dulu di Kampung Aimasi Sp 3 sering diberi bantuan benih, pupuk, pestisida. Atau pun uang di ketua kelompok tani tapi itu dari 2005-2015 saja, sekarang bantuan itu sudah tidak masuk di Kampung Aimasi lagi,” tutur Taufik.
Dia berharap ada bantuan berupa benih, pupuk dan pestisida sehingga, tingkatan mutu pangan di Kampung Aimasi bisa meningkat seperti di Kampung lain. Soal pemasaran, kata Taufik, di Kampung Aimasi biasa dibantu oleh pemerintah untuk mutu pangan ASN. (RR/ON)