Orideknews.com, Manokwari — Ketua Komite III DPD RI, Dr. Filep Wamafma, kembali mengingatkan pentingnya tanggung jawab moral dan disiplin dalam memanfaatkan beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah Aspirasi. Hal itu disampaikan saat dirinya menyerahkan bantuan KIP kepada 99 Mahasiswa penerima di Kampus Universitas Caritas Indonesia (UNCRI) Papua Barat.
Senator asal Papua Barat tersebut mengingatkan para mahasiswa penerima beasiswa agar tidak hanya bersyukur, tetapi juga mengelola bantuan pendidikan itu dengan bijak, beretika, dan penuh rasa syukur kepada Tuhan dan orang tua.
“Satu semester itu bantuan, jangan lupa ada perpuluhan. Persembahkan sebagian untuk Tuhan, supaya Dia melipatgandakan berkat dalam hidupmu,” ujar Filep di hadapan mahasiswa dan orang tua yang hadir.
Ia juga mengajak mahasiswa tetap menghormati dan membantu orang tua, meski telah menerima beasiswa yang mencukupi kebutuhan kuliah dan biaya hidup.
“Kalau ada uang lebih, minimal satu juta, berikan kepada Mama di rumah. Bisa untuk beli beras atau kebutuhan lain. Jangan karena sudah terima beasiswa, malah lupa diri dan buat susah orang tua,” pesannya.
Di sisi lain, Filep menyoroti praktik sebagian orang tua atau keluarga yang justru ikut menguasai dana beasiswa anak. Ia mengingatkan bahwa beasiswa adalah hak penuh mahasiswa, dan tidak boleh disalahgunakan oleh pihak lain, termasuk kerabat tempat mahasiswa menumpang.
“Jangan karena tahu anak dapat beasiswa, lalu orang tua bilang tidak lagi tanggung jawab. Tidak bisa begitu. Orang tua tetap wajib mendukung, memberi semangat, dan memotivasi agar anak-anak berhasil,” tegasnya.
Senator Filep juga mengungkapkan bahwa program bantuan KIP Aspirasi ini tidak hanya diperuntukkan bagi kampus di Papua Barat, tetapi juga tersebar ke berbagai wilayah tempat mahasiswa Papua menempuh pendidikan.
“Beasiswa ini kami distribusikan ke sekitar dua ribu mahasiswa Papua di seluruh Indonesia baik di kampus negeri seperti UNIPA maupun perguruan tinggi swasta di Papua Barat, Papua Pegunungan, Papua Tengah, hingga luar daerah,” jelasnya.
Ia menyebutkan, program bantuan pendidikan ini akan terus berlanjut pada tahun mendatang. Filep bahkan mendorong kampus untuk mulai menyiapkan data mahasiswa calon penerima baru sejak dini.
“Kalau sekarang 99 penerima, tahun depan minimal 150. Ini agar ada keberlanjutan. Saya ingin setiap tahun jumlah mahasiswa penerima beasiswa di Papua terus bertambah,” katanya optimistis.
Lebih lanjut, Filep mengajak mahasiswa Papua untuk aktif mencari berbagai peluang beasiswa lain yang tersedia melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, serta lembaga-lembaga lainnya.
“Jangan hanya sibuk dengan Facebook dan TikTok. Coba buka website kementerian, ada beasiswa Merah Putih, Garuda, Pertamina, dan banyak lagi. Jangan puas di S1, lanjutkan ke S2 bahkan S3,” dorongnya.
Senator Filep lalu mengingatkan bahwa perjuangan pendidikan di Papua adalah bagian dari kelanjutan peradaban panjang yang telah dibangun sejak masa misionaris I.S. Kijne di Wasior, Teluk Wondama.
“Peradaban pendidikan di Papua harus terus tumbuh. Kita harus bangkit dan bersemangat, karena tanpa pendidikan, kita tidak bisa membangun tanah Papua yang diberkati ini,” tutupnya. (ALW/ON).




