Orideknews.com, Manokwari, – Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat (Dinkes Papua Barat) berkolaborasi dengan UNICEF Indonesia menggelar workshop penguatan imunisasi rutin dengan pendekatan gender bagi kader PKK Kabupaten Manokwari pada Selasa (10/12/2024).
Workshop yang dihadiri langsung Adolescent Development & Gender Officer UNICEF, Yosephine Stella ini bertujuan meningkatkan cakupan imunisasi di Manokwari dan mendorong peran aktif kader PKK dalam mensosialisasikan pentingnya imunisasi kepada masyarakat.
Kegiatan ini difokuskan pada tiga hal utama, meningkatkan pemahaman kader PKK tentang konsep gender dan kaitannya dengan kesehatan, khususnya imunisasi bagaimana mengidentifikasi hambatan gender dalam mencapai cakupan imunisasi yang tinggi serta merancang strategi dan intervensi efektif untuk mengatasi hambatan tersebut. Puluhan kader PKK Kabupaten Manokwari mengikuti workshop ini.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Papua Barat, dr. Nurmawati dalam paparannya, ia menjelaskan pentingnya imunisasi dalam melindungi anak dari penyakit menular berbahaya seperti polio, campak, difteri, dan pertusis.
Penjelasannya mencakup jenis vaksin, jadwal pemberian, dan efek samping yang mungkin terjadi, dengan pendekatan yang komprehensif dan interaktif, serta mempertimbangkan aspek sosial budaya masyarakat.
Salah satu poin penting yang ditekankan adalah pendekatan gender dalam program imunisasi. dr. Nurmawati menekankan peran perempuan, khususnya ibu rumah tangga, sebagai pengasuh utama anak yang memiliki akses dan pengaruh besar dalam pengambilan keputusan kesehatan anak. Oleh karena itu, pemahaman tentang imunisasi sangatlah penting.
“Pendekatan gender sangat vital karena kita perlu memahami konteks sosial budaya masyarakat untuk meningkatkan cakupan imunisasi,” ujar dr. Nurmawati.
Menurutnya, dengan memberdayakan perempuan sebagai agen perubahan, lebih banyak anak dapat dijangkau dan mendapatkan perlindungan optimal melalui imunisasi.
Workshop ini melibatkan peserta secara aktif dalam diskusi dan tanya jawab untuk memastikan pemahaman yang mendalam dan komunikasi dua arah. Peserta juga berdiskusi tentang tantangan dalam pelaksanaan imunisasi di lapangan, seperti kurangnya pengetahuan masyarakat dan faktor-faktor sosial budaya lainnya.
Dinkes Papua Barat berkomitmen meningkatkan cakupan imunisasi di seluruh Provinsi Papua Barat. Workshop ini merupakan salah satu strategi untuk mencapai target di Papua Barat.
dr Nurmawati menilai, keberhasilan program imunisasi, tidak hanya bergantung pada ketersediaan vaksin dan tenaga kesehatan, tetapi juga partisipasi aktif masyarakat, khususnya kader PKK sebagai ujung tombak di lapangan.
Sementara itu, penanggung jawab program imunisasi Dinkes Papua Barat, Hendrik Marisan, menambahkan hambatan akses layanan kesehatan, seperti jarak dan biaya, seringkali diperparah oleh faktor gender.
Dengan memahami hambatan ini, intervensi yang lebih efektif dapat dirancang. Melibatkan ayah, ibu, dan anggota keluarga secara aktif dalam program imunisasi tidak hanya meningkatkan cakupan imunisasi, tetapi juga memperkuat sistem kesehatan secara keseluruhan.
“Melalui pendekatan sensitif gender, kita dapat membangun kepercayaan masyarakat, mengubah sikap negatif, dan melindungi anak dari Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I),” kata Hendrik.
UNICEF sambung Hendrik bekerja sama dengan Dinkes Papua Barat dan Papua Barat Daya, akan melanjutkan kegiatan peningkatan kapasitas PKK untuk memperkuat program imunisasi rutin melalui workshop-workshop serupa pada pekan depan. (ALW/ON).