Orideknews.com, MANOKWARI, – Mengawal program ketahanan pangan dalam rangka kemandirian pangan di Papua Barat, Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Manokwari bekerjasama dengan Komando Daerah Militer (Kodam) XVIII Kasuari lakukan Pelatihan Teknik Budidaya Tanaman Padi dan Mekanisasi Pertanian kepada TNI dan masyarakat di distrik Warmare, Kabupaten Manokwari, Rabu (01/08/24).
Sebagaimana dikatakan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman bahwa kerja sama dengan TNI merupakan akselerasi peningkatan produksi melalui dua agenda yakni perluasan areal tanam dan Opla (optimasi lahan) yang didukung dengan pompanisasi.
“Kolaborasi dengan TNI sangat penting karena memiliki kekuatan besar hingga ke tingkat bawah. Hal ini dapat menjadi motor penggerak bagi pelaksanaan dan peningkatan produktivitas pertanian khusus padi dan jagung dengan melakukan penambahan luas lahan, optimasi lahan dan pompanisasi,” ujar Amran.
Hal senada disampaikan Plt. Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, bahwa seluruh insan pertanian harus bergerak bersama dalam upaya meningkatkan produktivitas dan produksi pertanian.
Proses Pelatihan yang digelar dengan tujuan meningkatkan pengetahuan pasukan TNI dan masyarakat lokal, melibatkan 5 mahasiswa Polbangtan Manokwari yang telah mengikuti magang Perluasan Areal Tanam (PAT) di Provinsi Papua Selatan.
Mahasiswa berbagi pengalaman dalam upaya mensukseskan program Kementerian Pertanian (Kementan) dengan mengajarkan Teknik Budidaya Tanaman Padi dan Mekanisasi Pertanian mulai dari penyiapan lahan, pembibitan, penanaman, panen dan pasca panen.
Kegiatan tersebut berlangsung di Batalyon 761/Kibibor Akinting selama 2 hari pada tanggal 7-8 agustus 2024.
Hadir membuka acara pelatihan, Kasdam XVIII/Kasuari, Brigjen TNI Yusuf Ragainaga menyampaikan pelatihan dilaksanakan dalam rangka meningkatkan produksi lahan dengan menggunakan mekanisasi pertanian.
“Saat ini, daerah manokwari masih kekurangan beras. Pertahun dibutuhkan 18.000 ton sementara ketersedian pangan dari lahan produktif baru hanya mampu mencapai 2.400 ton,” jelasnya.
Yusuf menekankan bahwa kita mempunyai lahan yang luas, karena itu dikesempatan ini saya mengajak untuk bagaimana menggenjot produksi agar dapat mencukupi kebutuhan pangan dalam setiap tahunnya.
“Meskipun masyarakat lokal bisa makan sagu, keladi, atau umbi-umbian lainnya akan tetapi tdk bisa dipungkiri saat ini setiap hari kita makan beras. Oleh sebab itu ini langkah awal kita bersama dari masyarakat maupun stakeholder lainnya agar bersama memanfaatkan potensi lahan yang masih banyak agar produksi beras dapat terpenuhi,” tambahnya. (MRN/RR/ON)