OridekNews.com, Manokwari, – Menindaklanjuti hasil rapat BINPRES KONI Papua Barat 18 April 2023 terkait pelaksanaan Gema PON XXI dan Pencanangan Puslatda Pra-PON 2023, pengurus KONI Papua Barat menggelar rapat, Rabu, (19/4/23) di kantor KONI Papua Barat di Susweni, Manokwari.
Sekretaris Umum KONI Papua Barat, Joni Saiba usai rapat mengungkapkan pihaknya membentuk Panitia pencanangan gema PON, di dalamnya ada lomba lari 10 K yang akan melibatkan beberapa Kabupaten di Manokwari Raya.
“Lomba 10 K sesuai dengan rancangan, ada hadiah yang direbut hadiah itu masih berupa uang tunai tapi besarnya kita belum bisa untuk menyampaikan itu,” jelas Saiba kepada wartawan.
Alasan hadiah lomba lari 10 K belum diungkapkan, sebab SK panitia belum disahkan.
“Nanti kita akan kembali pada saat panitia ini sudah dibentuk dan sudah ditandatangani SK panitia itu baru nanti panitia yang akan menetapkan. Saya belum bisa untuk menentukan nilainya,” terangnya.
Saiba mengaku, setelah pengurus KONI Papua Barat dilantik 23 Maret 2023 lalu, hingga saat ini program kerja sudah berjalan. Terutama mengingat jadwal bahwa kualifikasi Pra-PON dan PON XXI di Aceh semakin dekat.
“KONI sudah melaksanakan sesuai amanat Undang-undang keolahragaan, untuk melaksanakan dan menjalankan fungsi. Namun, sementara ini kita ada kendala dalam program kerja. Itu adalah pemberian bantuan hibah,” beber Saiba.
“Nah ini masih jadi pertanyaan untuk kami KONI Papua Barat. Apakah KONI Papua Barat menyatakan siap untuk mengikuti PON 2024 di Aceh Medan atau tidak,” pungkasnya.
Dikatakan Saiba, pemerintah sudah jelas di dalam aturan bahwa, untuk pemberian hibah telah ditetapkan Presiden dituangkan oleh peraturan Mendagri.
“Itu pemberian hibah ke setiap organisasi, apapun di dalamnya atau termasuk KONI itu sendiri adalah 15 persen, itu Undang-undang yang menyatakan, pihak pemerintah wajib untuk memberikan bantuan Hibah ke setiap organisasi manapun termasuk KONI itu,” tambah Saiba.
Ketua Bidang Bimbingan Prestasi (BINPRES) KONI Papua Barat, Adolfina Oray mengungkapkan, BINPRES telah merencanakan dan merancang Gema PON.
Tujuannya, untuk memberikan informasi kepada khalayak umum kepada pemerintah bahwa, tahun ini adalah tahun babak kualifikasi PON yang menyeleksi atlet kualitas tinggi untuk bisa masuk ke PON.
“Jadi pantas dan harus diikuti oleh KONI Papua Barat yaitu oleh cabang-cabang olahraga, untuk babak kualifikasi. Nah dalam Gema PON akan dilakukan lomba lari 10km. Lomba lari ini sudah kita siapkan 3 kategori yaitu pemula, prestasi dan kategori penggembira. Tujuannya untuk mengikut sertakan semua masyarakat dengan batas-batas usia yang telah ditentukan oleh panitia dalam kegiatan Gema PON,” terang Adolfina.
Dia menyebut, pelaksanaan Gema PON tidak bisa ditunda, sebab pada Mei-Desember 2023 adalah babak kualifikasi yang harus diikuti oleh 38 cabor yang ada di koni Provinsi Papua Barat.
“Lomba lari ini diikuti oleh Kabupaten Manokwari, Manokwari Selatan, Pegunungan Arfak, Teluk Wondama dan Teluk Bintuni. Tidak hanya dilaksanakan di Manokwari Raya saja, tetapi juga akan dilaksanakan di Kabupaten Fakfak dan Kaimana,” ucapnya.
Panitia menargetkan lomba lari 10K diikuti 1000 orang, lanjut dia, panitia mengutamakan kategori prestasi. Sementara untuk pemula dan penggembira, sebagai pelengkap lomba.
Sementara, Ketua Bidang Hubungan antar lembaga KONI Papua Barat, Bambang Nugroho menekankan bahwa, saat ini kondisi Papua Barat sudah siap berpartisipasi pada babak kualifikasi PON yang akan dimulai pada Mei 2023.
“Tinggal seminggu ke depan dan 575 atlet dari 37 cabang olahraga sudah bersiap untuk berkompetisi dalam rangka berpartisipasi pada PON di Aceh dan Sumatera utara tahun depan,” rinci Bambang.
“Jadi yang perlu kita garis bawahi adalah sampai saat ini persiapan itu belum maksimal, dikarenakan dana hibah untuk KONI itu belum dicairkan Pemerintah daerah,” tambahnya.
KONI kata Bambang, sangat memohon kepada Pemerintah daerah agar dana Hibah untuk alokasi KONI segera dicairkan.
“Supaya dapat mengoptimalkan kesiapan kita dalam rangka babak kualifikasi PON,” tutup Bambang. (ALW/ON).