OridekNews.com, Manokwari, – Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada Selasa, (31/1/23) menggelar Pertemuan Nasional Program HIV PIMS, Tuberkolosis, dan Malaria Tahun 2023 di Jakarta.
Pertemuan itu menghadirkan Dinas Kesehatan dari seluruh Provinsi di Indonesia, dibuka resmi Dirjen P2P Kemenkes RI, Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS.
Dikatakan Rondonuwu, perbaikan regulasi dari Puskesmas dan juga Rumah Sakit dalam menanggulangi penyakit HIV PIMS, Tuberkolosis, dan Malaria sehingga pada tahun 2024 target nasional tercapai.
Pada kesempatan itu, sekaligus pemberian piagam penghargaan kepada provinsi yang memiliki capaian baik dalam menanggulangi penyakit HIV PIMS, Tuberkolosis, dan Malaria.
Provinsi Papua Barat salah satu dari Provinsi di tanah Papua yang dianugerahi piagam penghargaan atas upaya dan capaian Eliminasi Malaria (Elmal) pertama di Regional Papua-Papua Barat.
Piagam penghargaan diterima Kepala Seksi P2PM Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat, Edi Sunandar, ST, MSi mewakili Kepala Dinas Kesehatan, Otto Parrorongan,SKM,MMKes.
Edi yang dihubungi mengaku bersyukur, bangga, dan mengapresiasi kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Kabid P2P, dr. Nurmawati serta jajaran, juga semua baik di dinas kesehatan Provinsi maupun kabupaten kota, secara khusus dinas kesehatan kabupaten Sorong Selatan atas kerja keras dan upaya yang dilakukan.
Kata dia penghargaan yang diterima mematahkan anggapan bahwa malaria tidak akan hilang dari tanah Papua.
Edi mengaku Eliminasi malaria ini merupakan kerjasama berbagai pihak, lintas sektor, dan perjuangan para terdahulu yang menjadi garda terdepan dalam pemberantasan malaria di Papua Barat.
“Ini kerja keras kita semua,” ungkap Edi dengan nada haru.
Untuk diketahui, Kabupaten Sorong Selatan, Provinsi Papua Barat menjadi kabupaten pertama eliminasi malaria di tanah Papua sesuai hasil sidang 3-5 November 2022.
Sebelumnya, Tim Assesment Eliminasi Malaria Kemenkes RI terdiri dari dua anggota tim kerja penyakit tular yakni, Nursani dan Aditya Kris Nugroho dan dua ahli malaria yakni Acep Effendi dan dr. Mochammad Efendi melakukan penilaian pada 25-28 Oktober 2022. (ALW/ON)