Orideknews.com, MANOKWARI, – Kementerian Pertanian Republik Indonesia dibawah pimpinan Menteri Syahrul Yasin Limpo (SYL) mempunya tekad kuat untuk penyediaan penyediaan pangan bagi 267 juta jiwa, peningkatakan kesejahteraan petani dan mendorong peningkatakan ekspor produk pertanian, khususnya di masa pandemi covid-19.
Untuk mewujudkan program Menteri SYL, salah satunya adalah dengan melakukan percepatan regerasi petani melalui penumbuhan Job creator bidang pertanian atau petani milenial.
Guna membentuk sinergi antar instansi terkait untuk mendukung implementasi nyata petani milenial di tingkat lapangan, Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) menggelar Focus Group Discussion (FGD) Milenial Agriculture Forum (MAF) I dengan tema ” Implementasi Close Loop dalam memperbaiki Supply Chain Komoditas Pertanian” Rabu, 6 Mei 2020.
FGD yang digelar secara virtual itu membahas Implementasi Close Loop dalam memperbaiki Supply Chain Komoditas Pertanian. FGD itu juga merupakan respon BPPSDMP Kementan terhadap arahan Menteri SYL bahwa Pertanian tidak boleh berhenti.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementerian Pertanian, Prof. Dr. Ir. Dedi Nursyamsi, M.Agr mengatakan, dalam masa covid-19, banyak peluang yang dapat dimanfaatkan pengusaha milenial, secara khusus di bidang produksi on-farm.
“Akibat pandemi Covid-19 ini, harus bersinergi dengan instansi terkait agar menghasilkan sebuah solusi,” pesan Prof Dedi.
Kementan mengundang Ketua Kompartemen Hortikultura KADIN, Karen Tambayong menyebut Closed loop Agribusiness menjadi jembatan untuk petani dan pasar sehingga supply lebih maksimal dan produk harga menjadi stabil.
Dia lalu menjelaskan, ada sebuah action model pada closed loop yang bisa direplika dimana saja, kuncinya kata dia adalah saling bersinergi antara BUMN dengan swasta.
Pada kondisi saat ini, ungkanya, swasta harus diajak dan turut berperan, selain petani, universitas, dan pasar.
“Bagi milenial, lapangan pekerjaan baru terbuka ketika mereplika program closed loop tadi,” tutur Karen.
Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Perdagangan dan Hubungan Internasional, Banun Harpini menyampaikan, Closed Loop bisa menjadi alternatif dalam mengatasi berbagai permasalahan sistem agribisnis produk pertanian.
“Kata beberapa pengamat, lanjutnya, masa Covid-19 ini membawa blessing untuk subsekstor hortikultura. Bagaimana kita memperbanyak champion-champion dari Closed Loop ini dan para champion ini membutuhkan dukungan,” tutur Banun. (RR/ON)