Orideknews.com, MANOKWARI – Managemen Aston Niu Hotel menyesalkan berita oasepapua.id tentang praktek prostitusi online yang diberitakan Jum’at, 14 September 2018 dengan judul “Hotel Aston Manokwari Segera Melakukan Klarifikasi Adanya Dugaan Prostitusi Online”.
Saat melakukan jumpa pers pada awak media Sabtu, (15/9/2018) di loby Aston Niu Hotel. Pihak managemen hotel yang diwakili General Manager, Friana Leona Tupamahu dan Sales Marketing Manager, Seane Stevany Wattimury memastikan tidak ada praktek prostitusi online yang terjadi di Hotel Aston.
” Dari pihak hotel sudah menghubungi berkali-kali tidak ada respon baik dari pihak media yang memberitakan yaitu oasepapua.id sehingga kami rasa ini ada tudingan sepihak,” ucap
Sales Marketing Manager, Seane Stevany Wattimury.
Wattimury juga memastikan nama wanita yang disebut pada pemberitaan oasepapua.id tidak menginap di Aston Niu hotel beberapa minggu terakhir.
“Kami juga sudah melacak tidak ada nama tersebut atas nama Fitriani dalam daftar tamu kami,” jelasnya.
Mengenai bukti transfer yang diberitakan telah diberikan ke security Hotel, General Manager Aston Niu Hotel, Friana Leona Tupamahu mengakui hal tersebut karena beberapa kali ada laporan dari security hotel.
” Jadi memang beberapa kali sudah ada orang datang membawa bukti transfer tersebut. Tapi, dari kita kan merasa bahwa kita tidak pernah melakukan hal tersebut. Jadi yang jelas kami tidak pernah terlibat pada praktek penipuan ini,” ucap Tupamahu.
Ia menegaskan label Aston Niu adalah label Internasional, managennya terjaga dan ternama. Sehingga, sangatlah tidak mungkin melakukan bisnis seperti yang diberitakan.
Ditanya mengenai langkah hukum yang akan diambil pihak managemen, Tupamahu mengatakan yang seharusnya melapor adalah korban yang langsung berhubungan dengan Fitriani.
“Justru kami disini merasa dirugikan dari sisi permberitaan jadi kok tidak ada klarifikasi ke kami, jelas penipuan ini terjadi antara pihak yang mengorder dan si Fitriani ini, kami lebih diberatkan pada nama baik kami. Sehingga, untuk membawa ke sana (langkah hukum.red) kami mencoba untuk bangun komunikasi secara kekeluargaan jauh lebih baik,” bebernya.
Dirinya juga berharap selama ini Aston Niu membangun komunikasi yang baik dengan media sehingga jika terjadi permasalahan terkait Aston Niu, alangkah baiknya pihaknya juga diberikan hak jawab.
Sementara itu, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia Provinsi Papua Barat, Bustam saat dihubungi www.orideknews.com via pesan whatsApp, Sabtu, (15/9/2018) malam mengaku titik tekan independensi pers adalah pada keseimbangan informasi yang disajikan wartawan untuk kalayak, terutama dari dua sumber yang berbeda.
“Sebab, pers yang disebut independen itu, bukan yang tidak memihak, akan tetapi pers yang bisa memberikan ruang yang sama pada kepentingan yang berbeda,” kata Bustam.
Kata dia, kecepatan penulisan berita harus, apalagi media online. Tetapi, akurasi berita itu jauh lebih penting.
Menurut Bustam, kedua hal tersebut tidak bisa dilepaskan satu dengan yang lain. Kecepatan dan akurasi dalam penulisan berita harus menjadi satu kesatuan.
“Ini perlu menjadi perhatian bersama, sehingga tidak ada yang dirugikan. Yang merasa dirugikan silahkan melakukan hak klarifikasi,” harap Bustam. (RED/ON).